
...
hambaran puisi ku ciptakan...
buat hidangan rasa pembaca
terlahir dariku...si gadis desa
aku...gadis desa
merantau jauh di kota-raya
berbekal pegangan kata pujangga
sebagai perisai mata durjana
ingatan keluarga...bonda dan ayahanda
beraja dalam ingatanku sentiasa...
namun, kini ku dihimpit rasa...
diusik dalam dilema cinta...
puas sudah ku menepisnya...
namun ku tiada berdaya...
menahan perasaan anugerah Esa...
aku diamuk keliru jiwa...
dia...bagaikan terbitnya si mentari pagi...
kehadiran yg ku tiada sangka...
kami meluahkan bicara hati...
maka terjalinlah satu ikatan asmara...
walaupun jarang kita berjumpa...
hanya sekali pertemuan itu...
telah berkembang mekar mewangi...
mungkinkah ini jodoh kita...?
tapi aku tiada mengerti...
mengapa kini ku memendam rasa...
sengaja menyendiri di alam sepi...
untuk berbicara denganmu
ku rasa kejauhan...
kerana kekadang ku rasa malu...
kerana ku sedar siapalah aku...
gadis desa yang tiada takhta...
tiada ilmu di dada...
hanyalah puisi yg ku ada...
hanyalah pegangan yg ku damba...
aku...gadis desa...
yang dulu pernah berendam lumpur...
yang dulu pernah bersumbu kegelapan...
aduhai sayangku...
mungkinkah kita kan bersama...?
bersama jurang antara kita...
walaupun sayang setia beraja
tapi aku....hanyalah..gadis desa....