Array
Welcome To Portal Komuniti :: Ukhwah.com

  Create An Account Home  ·  Topik  ·  Statistik  ·  Your Account  ·  Hantar Artikel  ·  Top 10 29-03-2024  

  Login
Nickname

Password

>> Mendaftar <<

  Mutiara Kata
Perkataan yang baik tidak akan muncul dari jiwa yang kotor sebagaimana biji benih takkan tumbuh pada tanah yang gersang
-- Kata Bijaksana

  Menu Utama

  Keahlian Ukhwah.com
Terkini: navratan
Hari Ini: 0
Semalam: 0
Jumlah Ahli: 43152

  Sedang Online
Sedang Online:
Tetamu: 153
Ahli: 0
Jumlah: 153




  Yang Masuk Ke Sini
muslimin23: 1 hari, 19 jam, 16 minit yang lalu
Rashdin: 27 hari yang lalu


Copy & Paste
Topik: mintalah ampun kepada mereka yang perlu seperti dalam kisah ini..


Carian Forum

Moderator: Administrator
Portal Komuniti :: Ukhwah.com Indeks Forum
  »» Copy & Paste
    »» mintalah ampun kepada mereka yang perlu seperti dalam kisah ini..

Please Mendaftar To Post


Oleh mintalah ampun kepada mereka yang perlu seperti dalam kisah ini..

hyekal
Warga 4 Bintang
Menyertai: 12.01.2006
Ahli No: 21857
Posting: 235
Dari: bndar diRaja

Perak   avatar


posticon Posting pada: 26-04-07 17:02


Suatu petang, di Tahun 1525. Penjara tempat tahanan orang-orang di situ terasa hening mencengkam. Jeneral Adolf Roberto, pemimpin penjara yang terkenal bengis, tengah memeriksa setiap kamar tahanan.Setiap banduan penjara membongkokkan badannya rendah-rendah ketika 'algojo penjara' itu melintasi di hadapan mereka. Kerana kalau tidak, sepatu 'boot keras' milik tuan Roberto yang fanatik Kristian itu akan mendarat diwajah mereka. Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseorang mengumandangkan suara-suara yang amat ia benci. "Hei...hentikan suara jelekmu! Hentikan...!" Teriak Roberto sekeras-kerasnya sambil membelalakkan mata. Namun apa yang terjadi? Laki-laki di kamar tahanan tadi tetap saja bersenandung dengan khusyu'nya.

Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yang luasnya tak lebih sekadar cukup untuk satu orang.Dengan marah ia menyemburkan ludahnya ke wajah tua sang tahanan yang kerepot hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia lalu menyucuh wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dengan rokoknya yang menyala.Sungguh ajaib... Tak terdengar secuil pun keluh kesakitan. Bibir yang pucat kering milik sang tahanan amat galak untuk meneriakkan kata "Rabbi, wa ana 'abduka..."

Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata, "Bersabarlah wahai ustaz...InsyaALLAH tempatmu di Syurga." Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustaz oleh sesama tahanan, 'algojo penjara' itu bertambah memuncak marahnya. Ia memerintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras-kerasnya sehingga terjerembab di lantai. "Hei orang tua busuk! Bukankah engkau tahu. Aku tidak suka bahasa hinamu itu?! Aku tidak suka apa-apa yang berhubung dengan agamamu! Ketahuilah orang tua dungu, bumi Sepanyol ini kini telah berada dalam kekuasaan bapa kami, Tuhan Jesus. Anda telah membuat aku benci dan geram dengan 'suara-suara' yang seharusnya tidak didengari lagi di sini. Sebagai balasannya engkau akan kubunuh. Kecuali, kalau engkau mahu minta maaf dan masuk agama kami. "Mendengar "khutbah" itu orang tua itu mendongakkan kepala, menatap Roberto dengan tatapan yang tajam dan dingin. Ia lalu berucap, "Sungguh...aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yang amat kucintai, ALLAH. Bila kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemahuanmu, tentu aku termasuk manusia yang amat bodoh." Sejurus sahaja kata-kata itu terhenti, sepatu lars Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki-laki itu terhuyung.

Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dengan wajah berlumuran darah. Ketika itulah dari saku baju penjaranya yang telah lusuh, meluncur sebuah 'buku kecil'. Adolf Roberto berusaha memungutnya. Namun tangan sang Ustaz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat-erat. "Berikan buku itu, hei laki-laki dungu!" bentak Roberto. "Haram bagi tanganmu yang kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barangsuci ini!" Ucap sang ustaz dengan tatapan menghina pada Roberto. Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. Sepatu lars seberat dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari-jari tangan sang ustaz yang telah lemah. Suara gemeretak tulang yang patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi Roberto. Laki-laki bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yang terputus. Bahkan 'algojo penjara' itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur. Setelah tangan tua itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yang membuatnya baran. Perlahan Roberto membuka sampul buku yang telah lusuh. Mendadak algojo itu termenung. "Ah...seperti aku pernah mengenal buku ini. Tetapi bila? Ya. Aku pernah mengenal buku ini." Suara hati Roberto bertanya-tanya. Perlahan Roberto membuka lembaran pertama itu. Pemuda berumur tiga puluh tahun itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan-tulisan "aneh" dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Sepanyol.

Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustaz yang sedang melepaskan nafas-nafas terakhirnya. Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yang dalam. Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras mengingat peristiwa yang dialaminya sewaktu masih kanak-kanak. Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto.Pemuda itu teringat ketika suatu petang di masa kanak-kanaknya terjadi kekecohan besar di negeri tempat kelahirannya ini. Petang itu ia melihat peristiwa yang mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia). Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa. Beribu-ribu jiwa tak berdosa gugur di bumi Andalusia.Di hujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang-tiang besi yang terpancang tinggi. Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin petang yang kencang, membuat pakaian muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara. Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup-hidup pada tiang-tiang salib, hanya karena tidak mahu memasuki agama yang dibawa oleh para rahib. Seorang kanak-kanak lelaki comel dan tampan, berumur sekitar tujuh tahun, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yang telah senyap. Korban-korban kebiadaban itu telah syahid semua. Kanak kanak comel itu melimpahkan airmatanya menatap sang ibu yang terkulai lemah di tiang gantungan. Perlahan-lahan kanak-kanak itu mendekati tubuh sang ummi yang tak sudah bernyawa, sambil menggayuti umminya. Sang anak itu berkata dengan suara parau, "Ummi, ummi, mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa....?Ummi, cepat pulang ke rumah ummi..." Budak kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya. Ia semakin bingung dan takut, tak tahu apa yang harus dibuat. Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah. Akhirnya budak itu berteriak memanggil bapanya, "Abi...Abi...Abi..." Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapa ketika teringat petang kelmarin bapanya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam. "Hai...siapa kamu?!" jerit segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati budak tersebut. "Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi..." jawabnya memohon belas kasih. "Hah...siapa namamu budak, cuba ulangi!" bentak salah seorang dari mereka. "Saya Ahmad Izzah..." dia kembali menjawab dengan agak kasar. Tiba-tiba "pula! Sebuah tamparan mendarat di pipi si kecil. "Hai budak...! Wajahmu cantik tapi namamu hodoh. Aku benci namamu. Sekarang kutukar namamu dengan nama yang lebih baik. Namamu sekarang 'Adolf Roberto'...Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yang buruk itu. Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!" ancam laki-laki itu. "Budak itu mengigil ketakutan, sembari tetap menitiskan air mata. Dia hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar lapangan Inkuisisi.

Akhirnya budak tampan itu hidup bersama mereka. Roberto sedar dari renungannya yang panjang. Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh sang ustaz. Ia mencari-cari sesuatu di pusat laki-laki itu. Ketika ia menemukan sebuah 'tanda hitam' ia berteriak histeria, "Abi...Abi... Abi..." Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu. Fikirannya terus bergelut dengan masa lalunya. Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yang ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapanya, yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya. Ia jua ingat betul ayahnya mempunyai 'tanda hitam' pada bahagian pusat.Pemuda bengis itu terus meraung dan memeluk erat tubuh tua nan lemah.Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas tingkah-lakunya selama ini. Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun lupa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, "Abi... aku masih ingat alif, ba, ta, tsa..." Hanya sebatas kata itu yang masih terakam dalam benaknya. Sang ustaz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang membasahi wajahnya. Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yang tadi menyeksanya habis-habisan kini sedang memeluknya. "Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuhi Abi, tunjukkan aku pada jalan itu..." Terdengar suara Roberto meminta belas.Sang ustaz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika setelah puluhan tahun, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, ditempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran ALLAH. Sang Abi dengan susah payah masih boleh berucap. "Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu," Setelah selesai berpesan sang ustaz menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah "Asyahadu anla IllaahaillALLah, wa asyahaduanna Muhammad Rasullullah. .." Beliau pergi dengan menemui Rabbnya dengan tersenyum, setelah sekian lama berjuang dibumi yang fana ini. Kini Ahmah Izzah telah menjadi seorang alim di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk agamanya, ISLAM, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru berguru dengannya..."Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy"
Posted at 2/20/2007 2:08:26 pm by putrihanan


-----------------
Wallahua'lam.
isLam terbina atas lima perkara,tetapi
mujtamak terbina atas SATU kesepakatan..


Bookmark and Share

    


  Member Information For hyekalProfil   Hantar PM kepada hyekal   Quote dan BalasQuote

bayti_jannati
Warga 4 Bintang
Menyertai: 07.09.2006
Ahli No: 26228
Posting: 220
Dari: selangor

Selangor  


posticon Posting pada: 26-04-07 18:49


penuh keinsafan cerita ini...
boleh dijadikan teladan...

Bookmark and Share

    


  Member Information For bayti_jannatiProfil   Hantar PM kepada bayti_jannati   Quote dan BalasQuote

ctnurbebo
WARGA SETIA
Menyertai: 12.03.2007
Ahli No: 29142
Posting: 880
Dari: seremban

NegeriSembilan   avatar


posticon Posting pada: 26-04-07 20:45


salam...
emmm...penuh dengan keinsafan..syahdu sangat cerita ini..Allah maha besar..bagaimana seorang anak yang telah berpuluh tahun terpisah dan sesat dr agamanya bertemu dengan bapa dalam keadaan yang menyedihkan.... =(

Bookmark and Share

    


  Member Information For ctnurbeboProfil   Hantar PM kepada ctnurbebo   Quote dan BalasQuote

uswatun_mawaddah
Warga 3 Bintang
Menyertai: 11.04.2007
Ahli No: 29534
Posting: 142
Dari: Bumi Allah

malaysia   avatar


posticon Posting pada: 26-04-07 22:57


banyak pengajaran yang boleh kita dapat daripada cerita ni..

Bookmark and Share

    


  Member Information For uswatun_mawaddahProfil   Hantar PM kepada uswatun_mawaddah   Quote dan BalasQuote

Naqeeb
Warga 3 Bintang
Menyertai: 28.03.2007
Ahli No: 29367
Posting: 82
Dari: Nusantara

Perak   avatar


posticon Posting pada: 26-04-07 23:40


InsyaAllah...

Bookmark and Share

    


  Member Information For NaqeebProfil   Hantar PM kepada Naqeeb   Quote dan BalasQuote

lamyanunalif_mursyidah
WARGA SETIA
Menyertai: 02.02.2006
Ahli No: 22391
Posting: 1128
Dari: selangor

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 26-04-07 23:48


assalamualaikum..
rasa macam..nak nangis..
wassalam

Bookmark and Share

    


  Member Information For lamyanunalif_mursyidahProfil   Hantar PM kepada lamyanunalif_mursyidah   Pergi ke lamyanunalif_mursyidah's Website   Quote dan BalasQuote

nur_takwa88
Warga 3 Bintang
Menyertai: 28.02.2007
Ahli No: 28942
Posting: 91
Dari: bumi anbiya'

Selangor   avatar


posticon Posting pada: 27-04-07 00:07


salamun alaikum.emh,sesungguhnya Allah akan memberi hidayah kepada sesiapa yang dikehendakiNYA.WALLAHUA'LAM

Bookmark and Share

    


  Member Information For nur_takwa88Profil   Hantar PM kepada nur_takwa88   Quote dan BalasQuote

Saudagar_Senja
Warga 2 Bintang
Menyertai: 14.04.2007
Ahli No: 29585
Posting: 58
Dari: Malaysia

Pahang  


posticon Posting pada: 27-04-07 01:14


saudara..banyak info saya dapat dari saudara..

Diharap saudara dapat lagi memberi banyak lagi kisah2 baru untuk dijadikan pedoman....

Islam menegakkan hujah keatas manusia
dengan menyebarkan Islam dan
menyampaikan dakwahnya kepada seluruh
manusia diseluruh pelusuk alam...

Benarlah seperti firman Allah taala yang
bermaksud:
Supaya tidak menjadi hujjah manusia
terhadap Allah selepas kedatangan
rasul-rasul.
(an Nisa' 165)

Dan firman maksudnya:
dan begitulah kami jadikan kamu umat
pertengahan supaya kamu menjadi saksi
kepada manusia dan rasul menjadi saksi
keatas kamu.
(al Baqarah 143).

Bookmark and Share

    


  Member Information For Saudagar_SenjaProfil   Hantar PM kepada Saudagar_Senja   Quote dan BalasQuote

Member Messages

Forum Search & Navigation

 

Log in to check your private messages

Silakan Login atau Mendaftar





  


 

[ Carian Advance ]

Jum ke Forum 




Datacenter Solution oleh Fivio.com Backbone oleh JARING Bukan Status MSCMyPHPNuke Portal System

Disclaimer: Posting dan komen di dalam Portal Komuniti Ukhwah.com ini adalah menjadi hak milik ahli
yang menghantar. Ia tidak menggambarkan keseluruhan Portal Komuniti Ukhwah.com.
Pihak pengurusan tidak bertanggung jawab atas segala perkara berbangkit
dari sebarang posting, interaksi dan komunikasi dari Portal Komuniti Ukhwah.com.


Disclaimer: Portal Komuniti Ukhwah.com tidak menyebelahi atau mewakili mana-mana parti politik
atau sebarang pertubuhan lain. Posting berkaitan politik dan sebarang pertubuhan di dalam laman web ini adalah menjadi
hak milik individu yang menghantar posting. Ia sama-sekali tidak ada
kena-mengena, pembabitan dan gambaran sebenar pihak pengurusan Portal Komuniti Ukhwah.com

Portal Ukhwah
© Hakcipta 2003 oleh Ukhwah.com
Tarikh Mula: 14 Mei 2003, 12 Rabi'ul Awal 1424H (Maulidur Rasul)
Made in: Pencala Height, Bandar Sunway dan Damansara Height
Dibina oleh Team Walasri




Loading: 0.172711 saat. Lajunya....