Sejak dua hari yang lalu, rumah tempat saya menyewa dipenuhi dengan gelak tawa dan senda gurau anak-anak kecil. Ehm, ehm... bukan anak saya, tapi cucu-cucu dari ibu pemilik rumah tersebut. Subhanallah, sungguh suatu suasana yang bisa membuat kita panik karena tingkah laku mereka yang nakal dan juga sekaligus sangat gembira.
Saya jadi teringat ketika seminggu yang lalu. Waktu itu, ibu pemilik rumah memberitahu kepada saya dan juga beberapa orang teman yang turut sama menyewa di rumah beliau, bahwa cucu-cucunya akan datang ke Bandung untuk berlibur. Saya dan teman-teman pun lantas bertanya,? yang akan datang berapa orang??. Ibu pun menjawab,? Oh... anak ibu satu orang, kemudian istrinya satu orang, besan ibu satu orang dan cucu ibu lima orang.? Kami bertanya lagi,? Cucu ibu usia berapa tahun?? Ibu menjawab lagi,? Ya... sekitar 5-6 tahun.? Alamak!! Rumah ini yang tak pernah heboh dengan suara anak kecil, seminggu lagi akan jadi seperti apa ya??? Ditambah dengan informasi dari khadimat yang pernah bekerja dirumah anak ibu tersebut, beliau menceritakan tentang kehebohan dan kenakalan anak-anak itu. Beliau pun memberi amaran,? Pokoknya jangan keluar-keluar kamar deh!? Bermacam komentar bermunculan dari masing-masing kami, selaku mahasisiwi yang menyewa dirumah ibu. Pada umumnya, kami memutuskan untuk tidak terlalu sering keluar kamar. Hal yang saya dan teman-teman takutkan bukanlah apa, kami takut jika nantinya kami menjadi dekat dengan anak-anak tersebut, kami tidak akan bisa belajar dengan baik lagi karena terlalu seronok bermain dengan mereka.
Tibalah hari yang menegangkan itu. Sejak sore hari, hati kami mulai berdebar-debar. Setiap kali mendengar bunyi mobil melewati rumah, kami pun cepat-cepat masuk kekamar karena menyangka mereka sudah datang. Astaghfirullah... kenapa jadi takut dan cemas begini ya??? Santai ajalah. Tepat jam 9:30 malam mereka pun tiba. Kami lantas berlari menuju kamar masing-masing lalu mengunci diri. Dari dalam kamar saya mendengar suara anak-anak. Mereka sangat gembira ketika nenek yang mereka sayangi sudah menunggu sejak lama. Terdengar sorak-sorai memecah keheningan malam. O?-ow!! ?Its start from today...? .
Pada keesokan harinya, dengan berani saya melangkah keluar kamar. Pada saat keluar saya melihat anak-anak itu berlari-lari kesana kemari. Pada saat itu saya betul-betul tidak mahu menegur anak-anak itu. Takut!!! But, anyway saya tetap senyum. Setelah itu saya masuk kamar lagi. Namun, bosan juga kalau dikamar terus. Akhirnya saya keluar lagi. Saya lihat teman-teman saya sedang asyik bermain-main dengan mereka. Hhmmm..... pada mulanya saya diam saja sambil melihat kerenah mereka bergurau. Setelah dilihat-lihat, mereka adalah anak-anak yang baik dan ramah. Memang kenakalan mereka tidak dapat dinafikan, tapi, itukan sangat wajar. Saya juga dulu seperti itu.
Sejak kemarin, saya mulai berani mengajak mereka berbicara dan sedikit bergurau. Meskipun saya masih tidak terlalu dekat seperti teman-teman yang lain. Because, bila dah asyik bermain, bisa lupa kerjaan sendiri. Sungguh mereka anak-anak yang manis dan comel. Setelah pulang dari kampus, melihat anak-anak itu, membuat hati yang susah menjadi senang, tenang dan lembut. Walaupun terkadang terdengar ada yang menangis di tengah keramaian itu. So, memang betul jika rasulullah mengatakan bahwa pada saat hati kita keras, pergilah berkumpul bersama anak-anak (kalau salah , tolong betulkan).
HAVE FUN WITH KIDS