Array
Welcome To Portal Komuniti :: Ukhwah.com

  Create An Account Home  ·  Topik  ·  Statistik  ·  Your Account  ·  Hantar Artikel  ·  Top 10 07-12-2024  

  Login
Nickname

Password

>> Mendaftar <<

  Mutiara Kata
Kita seringkali melihat bagaimana jemaah-jemaah haji mengikuti kursus-kursus yang diadakan sebagai persiapan untuk menempuhi suasana haji yang sebenar, begitu juga dengan pelajar-pelajar yang akan menempuhi peperiksaan, dilatih dengan pelbagai tuisyen dan kelas tambahan untuk menempuhi peperiksaan, maka kehidupan akhirat dan peperiksaan di padang mahsyar lebih patut lagi diadakan kursus persediaan dan kelas tuisyennya yang tersendiri..Persediannya ialah iman serta amalan soleh dan kelas tuisyennya ialah majlis-majlis ilmu.
-- Tuan Guru Nik Aziz (Menteri Besar Kelantan)

  Menu Utama

  Keahlian Ukhwah.com
Terkini: navratan
Hari Ini: 0
Semalam: 0
Jumlah Ahli: 43152

  Sedang Online
Sedang Online:
Tetamu: 73
Ahli: 0
Jumlah: 73




  Yang Masuk Ke Sini
kasih_kekasih: 19 hari yang lalu
nur_takwa88: 25 hari yang lalu
kismis: 25 hari yang lalu
qaulah_atrah: 36 hari yang lalu
muaz9768: 40 hari yang lalu
Rashdin: 46 hari yang lalu


Bincang Agama
Topik: bagaiman bersyukur?


Carian Forum

Moderator: ibnu_musa, Administrator, ABg_IMaM
Portal Komuniti :: Ukhwah.com Indeks Forum
  »» Bincang Agama
    »» bagaiman bersyukur?

Please Mendaftar To Post


Oleh bagaiman bersyukur?

masri2
WARGA SETIA
Menyertai: 21.02.2005
Ahli No: 14588
Posting: 921
Dari: Tampin

NegeriSembilan   avatar


posticon Posting pada: 19-02-07 01:37


Di antara sifat-sifat orang beriman adalah ketika mendapat berbagai kenikmatan, dia bersyukur kepada Dzat yang telah memberikan nikmat tersebut iaitu Allah. Dia mengucapkan: "Alhamdulillaah, segala puji bagi Allah" dan ucapan yang sejenisnya.

Bahkan erti syukur sendiri adalah memuji kepada Dzat yang telah memberikan berbagai kenikmatan dan kebaikan.

Tetapi cukupkah dengan hanya memuji melalui lisan semata?

Sebenarnya tidak cukup hanya dengan itu, kerana betapa ramainya manusia yang memuji Allah dengan lisan-lisan mereka ketika mendapatkan nikmat tetapi dalam masa yang sama turut bergelumang dalam kemaksiatan.

Akan tetapi syukur itu mempunyai rukun-rukunnya iaitu tiga rukun. Di mana syukurnya seorang hamba berpaksi kepada tiga rukun tersebut –tidak akan dinamakan syukur kecuali dengan terkumpul ketiga-tiganya- iaitu: Pertama: Mengakui nikmat tersebut dengan batin (di dalam hati); Kedua: Membicarakannya secara zahir (iaitu lisan kita memuji Dzat yang telah memberikan nikmat dan menyebut-nyebut nikmat tersebut); dan ketiga: Meminta bantuan dengan nikmat tersebut di dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah (ertinya menggunakan nikmat tersebut untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah).

Kesimpulannya, syukur itu berkaitan dengan hati, lisan dan anggota badan.

Adapun tugas hati adalah; Pertama: mengakui nikmat tersebut semata-mata datangnya dari Allah bukan dari yang lainnya walaupun sebabnya boleh jadi melalui teman, jual beli atau yang lainnya akan tetapi semuanya itu hanyalah sebab atau perantara dalam mendapatkan nikmat akan tetapi pada hahikatnya yang memberinya hanyalah Allah semata; dan kedua: mencintai Dzat yang telah memberikan nikmat tersebut demikian juga mencintai nikmat tersebut.

Adapun tugas lisan adalah memuji dan menyanjung Dzat yang telah memberikan nikmat tersebut. Sementara tugas anggota badan adalah menggunakan nikmat tersebut untuk mentaati Dzat yang kita syukuri (iaitu Allah Ta'ala) dan menahan nikmat tersebut jangan sampai digunakan untuk melakukan maksiat kepada-Nya.

Sesungguhnya Allah telah menggandingkan syukur dengan iman dan mengkhabarkan bahawasanya Dia tidak akan mengazab makhluk-Nya apabila mereka bersyukur dan beriman kepada-Nya. Allah berfirman:




مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا


Apa gunanya Allah menyeksa kamu sekiranya kamu bersyukur (akan nikmatNya) serta kamu beriman (kepadaNya)? dan (ingatlah) Allah sentiasa membalas Dengan sebaik-baiknya (akan orang-orang Yang bersyukur kepadaNya), lagi Maha mengetahui (akan hal keadaan mereka). (an-Nisa:147)

Allah juga mengkhabarkan bahawasanya orang-orang yang bersyukur adalah orang-orang yang khusus diberikan anugerah di antara hamba-hamba-Nya. Allah berfirman:

وَكَذَلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِيَقُولُوا أَهَؤُلاَءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِنَا أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ



"Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah diantara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?" (Al-An'aam:53)

Dan Allah memberitahu kepada manusia bahawasanya di antara mereka ada orang-orang yang bersyukur dan ada pula yang kufur, maka sesuatu yang paling dibenci oleh Allah adalah kekufuran dan pelakunya dan sebaliknya sesuatu yang paling dicintai oleh Allah adalah rasa syukur dan pelakunya. Allah berfirman:



إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا


"Sesungguhnya Kami telah menunjukkannya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir." (Al-Insaan:3)

Dan Dia juga berfirman:



وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ


"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhan kalian memaklumkan: "Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya 'adzab-Ku sangat pedih." (Ibraahiim:7)

Di dalam ayat tersebut Allah Ta'ala mengaitkan tambahan nikmat dengan syukur, sementara tambahan nikmat dari-Nya tiada akhir/batasnya sebagaimana tidak ada batasnya untuk mensyukuri-Nya, dan Allah menerangkan bahawasanya kebanyakan balasan yang Dia berikan kepada hamba-hamba-Nya itu tergantung kehendak-Nya, seperti firman-Nya:



وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ إِنْ شَاءَ


"Dan jika kalian khuatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepada kalian dari kurnia-Nya, jika Dia menghendaki." (At-Taubah:28)

Dia juga berfirman tentang masalah keampunan:



وَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ

"Dan diampuni-Nya bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya." (Al-Maa`idah:40)

Dan Dia berfirman tentang masalah taubat:


وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ


"Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya." (At-Taubah:15)

Allah memutlakkan balasan syukur dengan semutlak-mutlaknya ketika menyebutnya seperti firman-Nya:



وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ

"Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (Aali 'Imraan:145)

Dan ketika musuh Allah, Iblis, mengetahui betapa tingginya kedudukan syukur, dan bahawasanya syukur itu termasuk dari seagung-agung kedudukan dan yang paling tinggi, maka dia (Iblis) menjadikan tujuan (utamanya) adalah berusaha memutuskan manusia dari syukur, lalu dia berkata:


ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ


"Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at)." (Al-A'raaf:17)

Allah telah mensifati orang-orang yang bersyukur bahwasanya mereka adalah orang-orang yang sedikit diantara hamba-hamba-Nya. Allah berfirman:


وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ


"Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur (berterima kasih)." (sabar`:13)

Dan telah tetap di dalam Ash-Shahiihain dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: Bahwasanya baginda saw berdiri shalat malam sehingga kedua telapak kakinya bengkak-bengkak, maka dikatakan kepada baginda saw: Mengapa engkau melakukan ini dalam keadaan Allah telah mengampuni seluruh dosa-dosamu yang dahulu mahupun yang akan datang? Maka baginda saw menjawab: "Apakah aku tidak boleh untuk menjadi orang yang bersyukur?"

Dan telah tetap di dalam Musnad Al-Imam Ahmad bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Mu'adz: "Demi Allah. Aku benar-benar mencintaimu, maka janganlah kamu lupa untuk mengatakan setelah selesai dari setiap shalat fardhu:


اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ


"Ya Allah, tolonglah aku agar senantiasa ingat kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baiknya."

. Allah berfirman:


وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

"Dan terhadap ni'mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)." (Adh-Dhuhaa:11)

Dan Allah senang apabila dizahirkan pengaruh nikmat-Nya kepada hamba-Nya, kerana sesungguhnya hal ini merupakan syukur di segala keadaan.

Adalah Abul Mughirah apabila dikatakan kepadanya: Bagaimana engkau berada di pagi hari ya Abu Muhammad? Dia berkata: Kami berada di pagi hari dalam keadaan tenggelam dengan kenikmatan-kenikmatan, tetapi lemah untuk bersyukur, Rabb kami telah memperlihatkan cinta-Nya kepada kami sementara Dia tidak memerlukan kepada kami dan kami seakan-akan menampakkan kebencian kepada-Nya (dengan sering terjatuh kepada maksiat dan sedikit bersyukur) sementara kami memerlukanNya.”

Berkata Syuraih: "Tidaklah seorang hamba ditimpa dengan suatu musibah kecuali Allah memberikan kepadanya tiga kenikmatan: musibah itu tidak berkaitan dengan agamanya; musibah itu tidak lebih besar daripada apa yang telah ada; dan bahawasanya musibah itu mesti terjadi maka sungguh telah terjadi (sebagai ujian baginya)."

Dan berkata Yunus bin 'Ubaid: Seseorang berkata kepada Abu Ghanimah: "Bagaimana keadaanmu di pagi hari? Dia berkata: "Aku berada di pagi hari diantara dua nikmat yang aku tidak tahu mana daripada keduanya yang lebih utama: dosa-dosa yang ada padaku telah Allah tutupi maka tidak ada seorangpun yang mampu mencelaku; dan rasa cinta yang Allah berikan kepada hati-hati para hamba yang amalku sendiri tidak bisa mencapainya."

Sufyan menerangkan ayat:

فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لا يَعْلَمُونَ

Biarkanlah Aku sahaja (Wahai Muhammad) Dengan orang Yang mendustakan keterangan Al-Quran ini, Kami akan menarik mereka sedikit Demi sedikit (ke jurang kebinasaan), dari arah Yang mereka tidak mengetahuinya. (al_qalam:44)


"Mereka diberikan berbagai nikmat tetapi mereka terhalang dari bersyukur." Dan berkata yang lainnya: "Setiap kali mereka terjatuh ke dalam perbuatan dosa maka beritahukan akan nikmat (yang telah Allah berikan kepada mereka)."

Berkata seseorang kepada Abu Hazim: "Bagaimana bentuk syukurnya kedua mata ya Abu Hazim?" Maka dia menjawab: "Jika engkau melihat kebaikan, engkau mengumumkannya (memberitahukan kepada yang lainnya) dan sebaliknya jika engkau melihat kejelekan, engkau menyembunyikannya." Lelaki tadi bertanya lagi: "Bagaimana syukurnya kedua telinga?" Beliau menjawab: "Jika engkau mendengar kebaikan maka engkau menjaganya dan jika engkau mendengar kejelekan, engkau menolaknya." Dia bertanya lagi: "Bagaimana syukurnya kedua tangan?" Beliau menjawab: "Janganlah engkau mengambil apa-apa yang bukan milik keduanya dan janganlah engkau tahan hak untuk Allah apa yang ada pada keduanya." Dia bertanya lagi: "Bagaimana syukurnya perut?" Beliau menjawab: "Jadikanlah makanan dibawahnya dan ilmu di atasnya." Dia bertanya lagi: "Bagaimana syukurnya kemaluan?" Beliau menjawab dengan membacakan ayat:


وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ(5) إِلاَّ عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ(6) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ(7)

"Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas." (Al-Mukminuun:5-7)

Dia bertanya lagi: "Bagaimana syukurnya kedua kaki?" Beliau menjawab: "Jika engkau mengetahui suatu mayat yang engkau iri kepadanya (kerana ketika hidupnya melakukan ketaatan kepada Allah), maka pergunakan keduanya sebagaimana dia amalkan.

Jika engkau tidak bersyukur dengan seluruh anggota badanmu, maka permisalannya adalah seperti seseorang yang mempunyai pakaian lalu dia mengambil hujungnya dan tidak memakainya, maka pakaian tersebut tidak memberikan manfaat kepadanya untuk menghindari panas, dingin, salju dan hujan.

Dan sebagian 'ulama telah menulis surat kepada salah seorang saudaranya: "Ammaa ba'd, sungguh kami telah berada di pagi hari dengan nikmat-nikmat dari Allah yang tidak dapat dihitung bersamaan banyaknya maksiat yang telah kami lakukan, maka kami tidak tahu mana di antara keduanya yang kami mampu bersyukur, apakah keindahan (iaitu kebaikan-kebaikan) yang telah dimudahkan bagi kita ataukah kejelekan-kejekan yang telah ditutupi?!

Subhaanallah, seorang muslim tidak boleh sekejap pun untuk melupakan syukur kepada Allah. Mengapa? Tidakkah kita sedari betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada kita dalam keadaan kita sering terjatuh kepada kemaksiatan akan tetapi Allah tutupi aib-aib kita.

Untuk itu bersegeralah kembali dan taubat kepada-Nya serta kita minta kepada-Nya agar menjadikan kita sebagai orang-orang yang pandai bersyukur. Wallaahul Muwaffiq.

Disadur dari Tazkiyatun Nufuus, karya Ibnu Rajab, Ibnul Qayyim dan Abu Hamid dengan beberapa perubahan.



(Dikutip dari Bulletin Al Wala' wa Bara', Edisi ke-9 Tahun ke-3 / 28 Januari 2005 M / 17 Dzul Hijjah 1425 H . Judul asli Mampukah Kita Bersyukur?. Diterbitkan Yayasan Forum Dakwah Ahlussunnah Wal Jamaah Bandung. Url sumber : http://salafy.iwebland.com/fdawj/awwb/read.php?edisi=9&tahu=3)


-----------------
http://www.islamqa.com/en

http://lobaitampin.blogspot.com/





Bookmark and Share

    


  Member Information For masri2Profil   Hantar PM kepada masri2   Pergi ke masri2's Website   Quote dan BalasQuote

Ustadz
WARGA SETIA
Menyertai: 30.06.2006
Ahli No: 25025
Posting: 774
Dari: Kandang Kambing

Selangor   avatar


posticon Posting pada: 19-02-07 02:22


salam..
bersyukurlah kerana Allah meletakkan janjinya ketas hambaNya yang bersyukur "sekiranya kamu bersyukur,nescaya akan ditambah lagi nikmat keatasmu" surah ibrahim ayat 7....

Bookmark and Share

    


  Member Information For UstadzProfil   Hantar PM kepada Ustadz   Pergi ke Ustadz's Website   Quote dan BalasQuote

NadirahA
Warga Rasmi
Menyertai: 02.10.2004
Ahli No: 11569
Posting: 10
Dari: bingkisaNurani~

Selangor   avatar


posticon Posting pada: 19-02-07 23:52


insyaallah..sama-sama lah menjadi hamba yang bersyukur..

Bookmark and Share

    


  Member Information For NadirahAProfil   Hantar PM kepada NadirahA   Quote dan BalasQuote

ummusafiyah
Warga 3 Bintang
Menyertai: 27.03.2006
Ahli No: 23742
Posting: 98
Dari: bumi Allah S.W.T. yang tercinta

saudiarabia   avatar


posticon Posting pada: 20-02-07 09:31


ALAHAMDULILLAH...sama-sama lah menjadi hambaNYA yang bersyukur....

Bookmark and Share

    


  Member Information For ummusafiyahProfil   Hantar PM kepada ummusafiyah   Quote dan BalasQuote

azzahrah
WARGA SETIA
Menyertai: 12.02.2004
Ahli No: 7217
Posting: 844
Dari: Kota Bharu

Kelantan  


posticon Posting pada: 20-02-07 13:16


Pada 19-02-07 01:37 , masri2 posting:

!!! QUOTE !!!



Subhaanallah, seorang muslim tidak boleh sekejap pun untuk melupakan syukur kepada Allah. Mengapa? Tidakkah kita sedari betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada kita dalam keadaan kita sering terjatuh kepada kemaksiatan akan tetapi Allah tutupi aib-aib kita.


(Dikutip dari Bulletin Al Wala' wa Bara', Edisi ke-9 Tahun ke-3 / 28 Januari 2005 M / 17 Dzul Hijjah 1425 H . Judul asli Mampukah Kita Bersyukur?. Diterbitkan Yayasan Forum Dakwah Ahlussunnah Wal Jamaah Bandung. Url sumber : http://salafy.iwebland.com/fdawj/awwb/read.php?edisi=9&tahu=3)



terlalu banyak nikmat yang Dia kurniakan untuk kita..
hamba yang terlalu kerdil berbanding Pencipta Yang Agung..
saat kita terjatuh..
Dia berikan kita kekuatan..
sampai akhirnya kita merasa kuat untuk bangun kembali..



Bookmark and Share

    


  Member Information For azzahrahProfil   Hantar PM kepada azzahrah   Pergi ke azzahrah's Website   Quote dan BalasQuote

Vitamin_Hati
WARGA SETIA
Menyertai: 28.02.2006
Ahli No: 23062
Posting: 656
Dari: UK

uk  


posticon Posting pada: 20-02-07 17:02


alhamdulillah.........syukur dengan apa yang Allah kurniakan..... alhamdulillah....

Bookmark and Share

    


  Member Information For Vitamin_HatiProfil   Hantar PM kepada Vitamin_Hati   Quote dan BalasQuote

sufti_ilham
WARGA SETIA
Menyertai: 12.09.2003
Ahli No: 3515
Posting: 1490
Dari: KL

malaysia  


posticon Posting pada: 20-02-07 18:14


bismillahhirrahmirrahim

assalamualaikum

sebagai seorang yang mengaku dirinya islam seharusnya sentiasa bersyukur dengan segala yang Allah berikan padanya.kadangkala bila ditimpa kesusahan ada orang yang tak tahan diuji dan menyalahkan takdir Allah..jangan..ingatlah,ada orang yang lagi susah...syukurlah............................


-----------------
"Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu" : At-Thalaq : 3 -( PUAN SUFTI )-
[ Telah diedit oleh: sufti_ilham pada 20-02-07 18:15 ]


Bookmark and Share

    


  Member Information For sufti_ilhamProfil   Hantar PM kepada sufti_ilham   Quote dan BalasQuote

azzahrah
WARGA SETIA
Menyertai: 12.02.2004
Ahli No: 7217
Posting: 844
Dari: Kota Bharu

Kelantan  


posticon Posting pada: 20-02-07 18:35


Pada 20-02-07 18:14 , sufti_ilham posting:

!!! QUOTE !!!

bismillahhirrahmirrahim

assalamualaikum

sebagai seorang yang mengaku dirinya islam seharusnya sentiasa bersyukur dengan segala yang Allah berikan padanya.kadangkala bila ditimpa kesusahan ada orang yang tak tahan diuji dan menyalahkan takdir Allah..jangan..ingatlah,ada orang yang lagi susah...syukurlah............................



Bila diri ini diujiNya..
Itu tanda kita masih dikasihi..
Bila diri ini diujiNya..
Itu tanda kita masih diperhati..
Maha Suci Allah..
Dia timpakan kita kesusahan..
Perit jiwa menahan luka di hati..
Dia kurniakan kita peluang..
Agar kita belajar berharap padaNya...
Agar kita tak lupa untuk bersyukur..


****


Ujian adalah guru yang tidak bercakap, tetapi ia
sangat mengajar dan mendidik. Ujian terkecil apalagi
terbesar adalah takdir Allah. Yang mempunyai maksud
tertantu. Kerana jahilnya kita, apabila ditimpa ujian
sama ada secara langsung dari Allah atau melalui orang
lain, kita mula melatah. Terasa Allah tidak adil,
sengaja hendak menyusahkan kita. Atau kita menyalahkan
orang yang mendatangkan ujian tersebut. Hati berdendam
dan mudah buruk sangka. Yang dahsyatnya ialah kalau
hati buruk sangka pada Allah yang mendatangkan ujian
itu.

Allah Maha Pengasih; jauh sekali Allah takdirkan ujian
hanya untuk menyusahkan hamba-Nya. Marilah kita
sama-sama cungkil hikmah di sebalik ujian yang
ditimpakan.

Ujian sebenarnya melatih kita untuk mendapatkan
sifat-sifat yang terpuji. Sabar, redha, tawakkal, baik
sangka, mengakui diri sebagai hamba yang lemah,
mendekatkan diri dengan Allah, harapkan pertolongan
Allah, merasai dunia hanya nikmat sementara dan
sebagainya.

Berasa diri berdosa adalah juga sifat terpuji. Sebab
itu bagi orang yang sudah banyak melakukan dosa atau
lalai daripada mengingati Allah, maka Allah datangkan
ujian kesusahan kepadanya. Supaya hamba-Nya tadi tidak
tenggelam dalam dosa dan noda. Kadangkala Allah
dedahkan dosa yang dilakukan hingga ramai orang tahu.
Bukan untuk menghinakan kita tetapi untuk memberi
ingatan supaya kita bertaubat. Dan tidak meneruskan
perbuatan dosa itu sehingga bila-bila.

Ujian juga bermaksud qisas (pembalasan) ke atas
dosa-dosa kita. Setiap perbuatan dosa mesti dihukum,
sama ada di dunia atau di akhirat (kecuali kita telah
bertaubat sungguh-sungguh sehingga Allah mengampunkan
dosa itu). Bagi orang yang Allah kasih, di dunia lagi
Allah hukum, tidak di akhirat. Yakni dengan
didatangkan kesusahan, penderitaan, kesakitan,
kemiskinan, kehilangan pengaruh dan sebagainya.
Sekiranya kita boleh bersabar dan redha, maka itulah
ganjaran pahala untuk kita. Sebaliknya kalau kita
tidak boleh bersabar dan tidak redha, malah
merungut-rungut, mengeluh dan memberontak, hanya akan
menambahkan lagi dosa kita.

Begitulah Allah Yang Maha Pengasih kepada
hamba-hambanya, tidak mahu hukum kita di akhirat,
kerana penderitaan di Neraka berpuluh-puluh kali ganda
lebih dahsyat daripada penderitaan di dunia. Sekiranya
kita telah dihukum di dunia lagi, kita patut bersyukur
kerana apabila kembali ke akhirat, kita telah bersih
daripada dosa.
Adakalanya, kita ditimpakan kesempitan hidup. Sengaja
Allah takdirkan demikian kerana Allah sayang pada
kita. Allah hendak melatih kita menjadi orang yang
bersabar dan redha dengan takdir-Nya. Mungkin kita
akan sombong dan bakhil kalau dikurniakan harta
melimpah ruah, maka Allah didik kita dengan
kemiskinan.

Apabiala kita diuji dengan kesakitan, Allah mahu
memberitahu kita bahawa bagitulah susah dan
menderitanya orang yang sedang sakit. Semoga kita
menjadi orang yang bertimbang rasa; menziarahi dan
membantu mereka yang menderita sakit. Orang yang
sedang sakit, hatinya mudah terusik. Sesiapa saja yang
datang dan memberi nasihat, InsyaAllah mudah
diterimanya.

Bagaimana pula kalau kita diuji dengan kematian orang
yang paling kita sayangi. Ujian ini sangaja
didatangkan agar terasalah kita ini lemah; tiada kuasa
untuk menolak ketentuan Allah. Akan tertanamlah rasa
kehambaan di dalam hati, sekaligus membuang rasa
bangga diri.

Begitulah, sebenarnya Allah mahu kita sentiasa
beringat-ingat. Agar dengan ujian itu, kita sebagai
hamba akan datang untuk mengadu, mengharap, merintih
belas ihsan, dan sentiasa merasakan hanya Allah tempat
meminta segala-galanya.

Ujian juga adalah untuk menilai sejauh mana keyakinan
kita kepada Allah. Semakin diuji sepatutnya semakin
bertambah iman kita, dan semakin hampir kita dengan
Allah. Firman Allah dalam surah Al Imran; 142 yang
bermaksud:

     “Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk
syurga, pada hal belum nyata bagi Allah orang-orang
yang berjihad di antara kamu dan belum nyata
orang-orang yang bersabar.”

Firman Allah dalam Surah Az Zumar;10 yang maksudnya:
     “Sesungguhnya diberi ganjaran orang sabar dengan
pahala tanpa hisab.”

Allah takdirkan ujian demi ujian untuk memberi peluang
kepada kita mendapatkan pahala sabar. Barangsiapa yang
sabar dan redha tanpa mengeluh, merungut atau
marah-marah pada Allah, insyaAllah ganjarannya di
syurga. Oleh itu, apa salahnya Allah uji kita kerana
hendak menyelamatkan kita di akhirat kelak!

Berbeza pula halnya dengan ujian yang ditimpakan ke
atas para Rasul, para nabi, wali-wali dan
kekasih-kekasih Allah. Ujian ke atas mereka bermaksud
untuk meninggikan darjat dan kedudukan mereka di sisi
Allah. Sebab itu ujian yang mereka hadapi berat-berat
belaka. Tatkala Rasulullah berdakwah ke Taif,
masyarakat Taif bukan sahaja tidak menerima dakwah
baginda, malah mencaci, menghina dan melempari baginda
dengan batu dan najis. Para malaikat menawarkan diri
untuk menghapuskan orang-orang yang berlaku durjana
kepada baginda. Tetapi dengan tenang, baginda
menjawab:

     “Biarkan mereka, jangan diapa-apakan mereka
kerana mereka tidak tahu, mereka masih jahil.”

Demikianlah, orang-orang yang tinggi taqwa dan
keimananya; tidak mengeluh apabila diuji. Berbeza
dengan golongan orang awam seperti kita ni, apabila
diuji kita mudah jahat sangka dengan Allah dan
berdendam dengan orang yang mendatangkan ujian kepada
kita. Walhal bukan orang itu yang hendak menyusahkan
kita, tetapi hakikatnya Allah. Allah yang hendak uji
kita, menggunakan orang itu sebagai perantaraan. Jadi,
tanyalah Allah Kenapa kita diuji….

Marilah kita lihat bandingannya. Katalah suatu ketika
guru besar mengarahkan ketua murid merotan seorang
murid yang melanggar disiplin sekolah. Apa reaksi
murid yang dirotan itu? Kalau dia seorang yang insaf
dan tahu diri, ia segera terfikir akan kesalahan yang
dilakukannya, mungkin dia berazam untuk tidak
mengulanginya lagi. Itulah murid yang cerdik, dia
sedar hikmah di sebalik dia dirotan. Tetapi bagi murid
yang tidak mahu berfikir, sudahlah tidak mahu mengaku
kesalahannya, dia berdendam pula kepada ketua murid
atau guru besar yang merotannya.

Mengapa harus berdendam? Ketua murid hanya menjalankan
tugas. Guru besar pula menjalankan keadilan; yang
bersalah tidak dihukum, tidak ada jaminan yang dia
tidak mengulangi kesalahannya. Kalau begitu, murid
yang bersalah itu layaklah dirotan.

Begitulah halnya dengan Allah yang Maha Pengasih.
Berbagai-bagai cara Allah gunakan untuk mendidik kita.
Diberikan-Nya ujian demi ujian sebagai peringatan
kepada kita. Tetapi sedikit sekali yang mencari hikmah
dan mengambil iktibar daripada ujian yang ditimpakan.
Malahan ujian membuatkan kita bertambah jauh dari
Allah; mengeluh dan menyesali takdir Allah. Marilah
kita menyedari akan kesilapan kita selama ini.
Terimalah sagala ujian yang besar mahupun yang kecil
sebagai satu didikan terus dari Allah.

Dan ingatlah, andaikata kita diuji, kita masih wajib
bersyukur kerana masih ada 1001 jenis nikmat lain yang
Allah kurniakan kepada kita! Jadi mengapa mesti
merungut ketika diuji?

;-) ;-) ;-)



Bookmark and Share

    


  Member Information For azzahrahProfil   Hantar PM kepada azzahrah   Pergi ke azzahrah's Website   Quote dan BalasQuote

Member Messages

Forum Search & Navigation

 

Log in to check your private messages

Silakan Login atau Mendaftar





  


 

[ Carian Advance ]

Jum ke Forum 




Datacenter Solution oleh Fivio.com Backbone oleh JARING Bukan Status MSCMyPHPNuke Portal System

Disclaimer: Posting dan komen di dalam Portal Komuniti Ukhwah.com ini adalah menjadi hak milik ahli
yang menghantar. Ia tidak menggambarkan keseluruhan Portal Komuniti Ukhwah.com.
Pihak pengurusan tidak bertanggung jawab atas segala perkara berbangkit
dari sebarang posting, interaksi dan komunikasi dari Portal Komuniti Ukhwah.com.


Disclaimer: Portal Komuniti Ukhwah.com tidak menyebelahi atau mewakili mana-mana parti politik
atau sebarang pertubuhan lain. Posting berkaitan politik dan sebarang pertubuhan di dalam laman web ini adalah menjadi
hak milik individu yang menghantar posting. Ia sama-sekali tidak ada
kena-mengena, pembabitan dan gambaran sebenar pihak pengurusan Portal Komuniti Ukhwah.com

Portal Ukhwah
© Hakcipta 2003 oleh Ukhwah.com
Tarikh Mula: 14 Mei 2003, 12 Rabi'ul Awal 1424H (Maulidur Rasul)
Made in: Pencala Height, Bandar Sunway dan Damansara Height
Dibina oleh Team Walasri




Loading: 0.106458 saat. Lajunya....