Array
Welcome To Portal Komuniti :: Ukhwah.com

  Create An Account Home  ·  Topik  ·  Statistik  ·  Your Account  ·  Hantar Artikel  ·  Top 10 29-03-2024  

  Login
Nickname

Password

>> Mendaftar <<

  Mutiara Kata
Air yang mengapungkan kapal, air juga yang menenggelamkan kapal
-- Kata Bijaksana

  Menu Utama

  Keahlian Ukhwah.com
Terkini: navratan
Hari Ini: 0
Semalam: 0
Jumlah Ahli: 43152

  Sedang Online
Sedang Online:
Tetamu: 242
Ahli: 0
Jumlah: 242




  Yang Masuk Ke Sini
muslimin23: 2 hari yang lalu
Rashdin: 27 hari yang lalu


Bincang Agama
Topik: Ahlus Sunnah Wal Jama


Carian Forum

Moderator: ibnu_musa, Administrator, ABg_IMaM
Portal Komuniti :: Ukhwah.com Indeks Forum
  »» Bincang Agama
    »» Ahlus Sunnah Wal Jama

Please Mendaftar To Post


Oleh Ahlus Sunnah Wal Jama

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 04-02-05 02:11




Ahlus Sunnah Wal Jama'ah





As-Sunnah dalam istilah mempunyai beberapa makna (lihat : Mawaqif Ibnu Taimiyah
Minal Asy'ariyah I : 3804 oleh Syaikh Abdur-Rahman Al-Mahmud dan Mafhum Ahlis
Sunnah Wal Jama'ah Inda Ahlis Sunnah Wal Jama'ah oleh Syaikh Nasyir Al-Aql).
Dalam tulisan ringkas ini tidak hendak dibahas makna-makna itu. Tetapi hendak
menjelaskan istilah "As-Sunnah" atau "Ahlus Sunnah" menurut
petunjuk yang sesuai dengan i'tiqad Al-Imam Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan :
"..... Dari Abu Sufyan Ats-Tsauri ia berkata :

    "Berbuat baiklah terhadap ahlus-sunnah karena mereka itu ghuraba"

    (Diriwayatkan oleh Al-Lalika'i dalam "Syarhus-Sunnah" No. 49)

Yang dimaksud "As-Sunnah" menurut para Imam yaitu : "Thariqah
(jalan hidup) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dimana beliau shallallahu 'alaihi
wa sallam dan para shahabat berada di atasnya. Yang selamat dari syubhat dan
syahwat", oleh karena itu Al-Fudhail bin Iyadh mengatakan : "Ahlus
Sunnah itu orang yang mengetahui apa yang masuk ke dalam perutnya dari (makanan)
yang halal".

( lihat : Al-Lalika'i Syarhus Sunnah No. 51 dan Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah
8:1034).

Karena tanpa memakan yang haram termasuk salah satu perkara sunnah yang besar
yang pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabat
radhiyallahu 'anhum. Kemudian dalam pemahaman kebanyakan Ulama Muta'akhirin dari
kalangan Ahli Hadits dan lainnya. As-Sunnah itu ungkapan tentang apa yang
selamat dari syubhat-syubhat dalam i'tiqad khususnya dalam masalah-masalah iman
kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Akhir,
begitu juga dalam masalah-masalah Qadar dan Fadhailush-Shahabah (keutamaan
shahabat).

Para Ulama itu menyusun beberapa kitab dalam masalah ini dan mereka menamakan
karya-karya mereka itu sebagai "As-Sunnah". Menamakan masalah ini
dengan "As-Sunnah" karena pentingnya masalah ini dan orang yang
menyalahi dalam hal ini berada di tepi kehancuran. Adapun Sunnah yang sempurna
adalah thariqah yang selamat dari syubhat dan syahwat.

(Kasyful Karriyyah 19-20).

Ahlus Sunnah adalah mereka yang mengikuti sunnah Nabi shallallahu 'alahi wa
sallam dan sunnah shahabatnya radhiyallahu 'anhum.

Al-Imam Ibnul Jauzi mengatakan : "..... Tidak diragukan bahwa Ahli Naqli
dan Atsar pengikut atsar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan atsar para
shahabatnya, mereka itu Ahlus Sunnah".

(Talbisul Iblis oleh Ibnul Jauzi hal.16 dan lihat Al-Fashlu oleh Ibnu Hazm
2:107).

Kata "Ahlus-Sunnah" mempunyai dua makna :


  1. Mengikuti sunnah-sunnah dan atsar-atsar yang datangnya dari Rasulullah
    shallallu 'alaihi wa sallam dan para shahabat radhiyallahu 'anhum,
    menekuninya, memisahkan yang shahih dari yang cacat dan melaksanakan apa
    yang diwajibkan dari perkataan dan perbuatan dalam masalah aqidah dan ahkam.
  2. Lebih khusus dari makna pertama, yaitu yang dijelaskan oleh sebagian ulama
    dimana mereka menamakan kitab mereka dengan nama As-Sunnah, seperti Abu
    Ashim, Al-Imam Ahmad bin Hanbal, Al-Imam Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, Al-Khalal
    dan lain-lain. Mereka maksudkan (As-Sunnah) itu i'tiqad shahih yang
    ditetapkan dengan nash dan ijma'.


Kedua makna itu menjelaskan kepada kita bahwa madzhab Ahlus Sunnah itu
kelanjutan dari apa yang pernah dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaih wa
sallam dan para shahabat radhiyallahu 'anhum. Adapun penamaan Ahlus Sunnah
adalah sesudah terjadinya fitnah ketika awal munculnya firqah-firqah.

Ibnu Sirin rahimahullah mengatakan : "Mereka (pada mulanya) tidak pernah
menanyakan tentang sanad. Ketika terjadi fitnah (para ulama) mengatakan :
Tunjukkan (nama-nama) perawimu kepada kami. Kemudian ia melihat kepada Ahlus
Sunnah sehingga hadits mereka diambil. Dan melihat kepada Ahlul Bi'dah dan
hadits mereka tidak diambil".

(Diriwayatkan oleh Muslim dalam Muqaddimah kitab shahihnya hal.15).

Al-Imam Malik rahimahullah pernah ditanya : "Siapakah Ahlus Sunnah itu ?
Ia menjawab : Ahlus Sunnah itu mereka yang tidak mempunyai laqab (julukan) yang
sudah terkenal yakni bukan Jahmi, Qadari, dan bukan pula Rafidli".

(Al-Intiqa fi Fadlailits Tsalatsatil Aimmatil Fuqaha. hal.35 oleh Ibnu Abdil
Barr).

Kemudian ketika Jahmiyah mempunyai kekuasaan dan negara, mereka menjadi
sumber bencana bagi manusia, mereka mengajak untuk masuk ke aliran Jahmiyah
dengan anjuran dan paksaan. Mereka menggangu, menyiksa dan bahkan membunuh orang
yang tidak sependapat dengan mereka. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala
menciptakan Al-Imam Ahmad bin Hanbal untuk membela Ahlus Sunnah. Dimana beliau
bersabar atas ujian dan bencana yang ditimpakan mereka.

Beliau membantah dan patahkan hujjah-hujjah mereka, kemudian beliau umumkan
serta munculkan As-Sunnah dan beliau menghadang di hadapan Ahlul Bid'ah dan
Ahlul Kalam. Sehingga, beliau diberi gelar Imam Ahlus Sunnah.

Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa istilah Ahlus Sunnah
terkenal di kalangan Ulama Mutaqaddimin (terdahulu) dengan istilah yang
berlawanan dengan istilah Ahlul Ahwa' wal Bida' dari kelompok Rafidlah, Jahmiyah,
Khawarij, Murji'ah dan lain-lain. Sedangkan Ahlus Sunnah tetap berpegang pada
ushul (pokok) yang pernah diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan
shahabat radhiyallahu 'anhum.

AHLUS SUNNAH WAL-JAMA'AH

Istilah yang digunakan untuk menamakan pengikut madzhab As-Salafus Shalih
dalam i'tiqad ialah Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Banyak hadits yang memerintahkan
untuk berjama'ah dan melarang berfirqah-firqah dan keluar dari jama'ah.

(lihat : Wujubu Luzuumil Jama'ah wa Dzamit Tafarruq. hal. 115-117 oleh Jamal bin
Ahmad Badi).

Para ulama berselisih tentang perintah berjama'ah ini dalam beberapa pendapat.
(Al-I'tisham 2:260-265).


  1. Jama'ah itu adalah As-Sawadul A'dzam (sekelompok manusia atau kelompok
    terbesar
    -pen) dari pemeluk Islam.
  2. Para Imam Mujtahid
  3. Para Shahabat Nabi radhiyallahu 'anhum.
  4. Jama'ahnya kaum muslimin jika bersepakat atas sesuatu perkara.
  5. Jama'ah kaum muslimin jika mengangkat seorang amir.


Pendapat-pendapat di atas kembali kepada dua makna :

  1. Bahwa jama'ah adalah mereka yang bersepakat mengangkat seseorang amir (pemimpin)
    menurut tuntunan syara', maka wajib melazimi jama'ah ini dan haram menentang
    jama'ah ini dan amirnya.
  2. Bahwa jama'ah yang Ahlus Sunnah melakukan i'tiba' dan meninggalkan ibtida'
    (bid'ah) adalah madzhab yang haq yang wajib diikuti dan dijalani menurut
    manhajnya. Ini adalah makna penafsiran jama'ah dengan Shahabat Ahlul Ilmi
    wal Hadits, Ijma' atau As-Sawadul A'dzam.

    (Mauqif Ibni Taimiyah Minal Asya'irah 1 : 17).


Syaikhul Islam mengatakan : "Mereka (para ulama) menamakan Ahlul Jama'ah
karena jama'ah itu adalah ijtima' (berkumpul) dan lawannya firqah. Meskipun
lafadz jama'ah telah menjadi satu nama untuk orang-orang yang berkelompok.
Sedangkan ijma' merupakan pokok ketiga yang menjadi sandaran ilmu dan dien. Dan
mereka (para ulama) mengukur semua perkataan dan pebuatan manusia zhahir maupun
bathin yang ada hubungannya dengan dien dengan ketiga pokok ini (Al-Qur'an,
Sunnah dan Ijma'). (Majmu al-Fatawa 3:175).

Istilah Ahlus Sunnah wal Jama'ah mempunyai istilah yang sama dengan Ahlus
Sunnah. Dan secara umum para ulama menggunakan istilah ini sebagai pembanding
Ahlul Ahwa' wal Bida'. Contohnya : Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhum mengatakan
tentang tafsir firman Allah Ta'ala :


    "Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri dan adapula muka
    yang muram".

    (Ali-Imran : 105).

"Adapun orang-orang yang mukanya putih berseri adalah Ahlus Sunnah wal
Jama'ah sedangkan orang-orang yang mukanya hitam muram adalah Ahlul Ahwa' wa
Dhalalah". (Diriwayatkan oleh Al-Lalika'i 1:72 dan Ibnu Baththah dalam
Asy-Syarah wal Ibanah 137. As-Suyuthi menisbahkan kepada Al-Khatib dalam
tarikhnya dan Ibni Abi Hatim dalam Ad-Durrul Mantsur 2:63).

Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : "Jika sampai (khabar) kepadamu tentang
seseorang di arah timur ada pendukung sunnah dan yang lainnya di arah barat maka
kirimkanlah salam kepadanya dan do'akanlah mereka. Alangkah sedikitnya Ahlus
Sunnah wal Jama'ah". (Diriwayatkan oleh Al-Lalika'i dalam Syarhus Sunnah
1:64 dan Ibnul Jauzi dalam Talbisul Iblis hal.9).

Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah firqah
yang berada diantara firqah-firqah yang ada, seperti juga kaum muslimin berada
di tengah-tengah milah-milah lain. Penisbatan kepadanya, penamaan dengannya dan
penggunaan nama ini menunjukkan atas luasnya i'tiqad dan manhaj.

Nama Ahlus Sunnah merupakan perkara yang baik dan boleh serta telah digunakan
oleh para Ulama Salaf. Diantara yang paling banyak menggunakan istilah ini ialah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah.

ASY'ARIYAH, MATURIDIYAH DAN ISTILAH AHLUS SUNNAH

Asy'ariyah dan Maturidhiyah banyak menggunakan istilah Ahlus Sunnah wal
Jama'ah ini, dan di kalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf
"Ahlus Sunnah wa Jama'ah" adalah apa yang dikatakan oleh Abul Hasan
Al-Asy'ari dan Abu Manshur Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan Ahlus
Sunnah wal Jama'ah itu As'ariyah, Maturidiyah dan Madzhab Salaf.

Az-Zubaidi mengatakan : "Jika dikatakan Ahlus Sunnah, maka yang dimaksud
dengan mereka itu adalah Asy'ariyah dan Maturidiyah". (Ittihafus Sadatil
Muttaqin 2:6).

Penulis Ar-Raudhatul Bahiyyah mengatakan : "Ketahuilah bahwa pokok semua
aqaid Ahlus Sunnah wal Jama'ah atas dasar ucapan dua kutub, yakni Abul Hasan Al-Asy'ari
dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi".

( Ar-Raudlatul Bahiyyah oleh Abi Udibah hal.3).

Al-Ayji mengatakan : "Adapun Al-Firqotun Najiyah yang terpilih adalah
orang-orang yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata tentang mereka
: "Mereka itu adalah orang-orang yang berada di atas apa yang Aku dan para
shahabatku berada diatasnya". Mereka itu adalah Asy'ariyah dan Salaf dari
kalangan Ahli Hadits dan Ahlus Sunnah wal Jama'ah". (Al-Mawaqif hal. 429).

Hasan Ayyub mengatakan : "Ahlus Sunnah adalah Abu Hasan Al-Asy'ari dan
Abu Mansyur Al-Maturidi dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka berdua.
Mereka berjalan di atas petunjuk Salafus Shalih dalam memahami aqaid".

(lihat : Tabsithul Aqaidil Islamiyah, hal. 299 At-Tabshut fi Ushulid Din, hal.
153, At-Tamhid oleh An-nasafi hal.2, Al-Farqu Bainal Firaq, hal. 323, I'tiqadat
Firaqil Muslimin idal Musyrikin, hal. 150).





Pada umumnya mereka mengatakan aqidah Asy'ariyah dan Maturidiyah berdasarkan
madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Disini tidak bermaksud mempermasalahkan
pengakuan bathil ini. Tetapi hendak menyebutkan dua kesimpulan dalam masalah ini.


  1. Bahwa pemakaian istilah ini oleh pengikut Asy'ariyah dan Maturidiyah dan
    orang-orang yang terpengaruh oleh mereka sedikitpun tidak dapat merubah
    hakikat kebid'ahan dan kesesatan mereka dari Manhaj Salafus Shalih dalam
    banyak sebab.
  2. Bahwa penggunaan mereka terhadap istilah ini tidak menghalangi kita untuk
    menggunakan dan menamakan diri dengan istilah ini menurut syar'i dan yang
    digunakan oleh para Ulama Salaf. Tidak ada aib dan cercaan bagi yang
    menggunakan istilah ini. Sedangkan yang diaibkan adalah jika bertentangan
    dengan i'tiqad dan madzhab Salafus Shalih dalam pokok (ushul) apapun.






[ Posting ini telah di edit oleh: Islamic_prince88 pada 2005-02-05 21:47 ]

Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

rahabiah
Warga 3 Bintang
Menyertai: 18.11.2003
Ahli No: 5217
Posting: 76

egypt   avatar


posticon Posting pada: 04-02-05 09:26


..

Artikel yang baik dan bermanfaat untuk umum kecuali di akhirnya..

Quote:
Pada umumnya mereka mengatakan aqidah Asy'ariyah dan Maturidiyah berdasarkan
madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Disini tidak bermaksud mempermasalahkan
pengakuan bathil ini



Berat tuduhan ini. Mereka mengatakan mereka sahajalah ahlus sunnah dan asy'ariah serta maturidiah bukan ahlussunnah. Mereka mengatakan batilnya pengakuan ini. mengapa dikatakan asyariah batil? jika begini penulis asal telah menghina jutaan ulamak ahlussunnah yang berpegang dengan aqidah asy'ariah dan mengatakan mereka semua batil dari segi aqidah.. Waahh.. berat betul tuduhan ni..

Quote:
Bahwa pemakaian istilah ini oleh pengikut Asy'ariyah dan Maturidiyah dan
orang-orang yang terpengaruh oleh mereka sedikitpun tidak dapat merubah
hakikat kebid'ahan dan kesesatan mereka dari Manhaj Salafus Shalih dalam
banyak sebab.



Satu lagi tuduhan yang amat berat.. Setalah mengeluarkan asy'ariah dan maturidiyah dari ahlu sunnah, mereka mengatakan pula kita ni bid'ah dan sesat dari manhaj salafuna salih.. Waahh.. hebat betul dorang ni eh.. semua orang sesat dan bid'ah selain dorang je.. haha..

Bookmark and Share

    


  Member Information For rahabiahProfil   Hantar PM kepada rahabiah   Quote dan BalasQuote

rahabiah
Warga 3 Bintang
Menyertai: 18.11.2003
Ahli No: 5217
Posting: 76

egypt   avatar


posticon Posting pada: 04-02-05 09:29


Mengapa tidak kita ikut pendapat Syaikh Hasan Ayyub yg turut dinyatakan di dalam artikel di atas, dan satu kesimpulan yang baik bagi takrif ahlussunnah waljamaah di zaman ini..

Quote:
"Ahlus Sunnah adalah Abu Hasan Al-Asy'ari dan
Abu Mansyur Al-Maturidi dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka berdua.
Mereka berjalan di atas petunjuk Salafus Shalih dalam memahami aqaid".



Begini kan cantik..

Wallahu A'lam

Bookmark and Share

    


  Member Information For rahabiahProfil   Hantar PM kepada rahabiah   Quote dan BalasQuote

putrakedah
Warga 2 Bintang
Menyertai: 23.05.2003
Ahli No: 810
Posting: 68
Dari: kedah

syria  


posticon Posting pada: 04-02-05 09:55


,article sebegini adalah bg ana amat baik dan bagus untuk kita siarkan daripada sekian banyak article yg lebih menjurus kepada persoalan cinta seama manusia,walaubagaimanapun ana kesal dgn tindakan saudara penulis yg kurang intelekualnya apabila menjadikan platform ukhwah.com untuk mengkritik golongan Asy'ariyah dan Maturidiyah.Persoalan2 sebegitu ada tempat dan waktunya untuk dibahaskan.Harap saudara penulis merenung dgn hati yg ikhlas kerana Allah terhadap apa yg dperkatakan.wslm

Bookmark and Share

    


  Member Information For putrakedahProfil   Hantar PM kepada putrakedah   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 04-02-05 23:13




Tentang Asyari tue..ana pernah dgr cerite..mmg ada perkara2 dia lakukan tersimpang dr ASWJ.Tp last-last die insaf juga la........

Maturudi lak ana kurang pasti pasal cerite beliau.Ada sesapa sini tau cerite mendalam tentang Maturudi??..kalau tau..kongsi2 la bersama yer...

Mana yang betul tue kita tegakkan bersama,
Mana yang batil kita tentang bersama.



Wallahualam..

Mana silap tu dr ana sendiri,mana yang benar dr Allah.Kalau ada paper keliru..or rasa cam menyimpang sesama r kita bincang ek.

Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 05-02-05 00:33


kalau cam tu kena campak jer la kitab jauharatul tauhid tu...
campak shj kitab Fahtul Bari
bakar shj kitab ibnu hajar haitami
sebab mereka dr aliran asya'irah

Jika para ulama besar seperti imam nawawi, imam qurthubi, ibnu hajar 'asqalani, al baqillani, al fakhrurrazi al haytami dan zakaria al ashary serta para ulama terkenal bukan ulama ahlus sunnah wal jamaah, lalu siapakah ulama ahlus sunnah wal jamaah yg sebenarnya?

lihat karya Allamah Syaikh Muhammad Ali Shabuni mengenai mazhab asyairah.

Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 05-02-05 00:34


Quote:

On 2005-02-04 23:13, Islamic_prince88 wrote:


Tentang Asyari tue..ana pernah dgr cerite..mmg ada perkara2 dia lakukan tersimpang dr ASWJ.Tp last-last die insaf juga la........

Maturudi lak ana kurang pasti pasal cerite beliau.Ada sesapa sini tau cerite mendalam tentang Maturudi??..kalau tau..kongsi2 la bersama yer...

Mana yang betul tue kita tegakkan bersama,
Mana yang batil kita tentang bersama.



Wallahualam..

Mana silap tu dr ana sendiri,mana yang benar dr Allah.Kalau ada paper keliru..or rasa cam menyimpang sesama r kita bincang ek.


oo dgr citer...

Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

mawa
WARGA SETIA
Menyertai: 29.08.2004
Ahli No: 10790
Posting: 872
Dari: Atas Angin

Kedah   avatar


posticon Posting pada: 05-02-05 12:02


Assalamu-alaikum
Quote:

On 2005-02-05 00:33, Martyr wrote:
kalau cam tu kena campak jer la kitab jauharatul tauhid tu...
campak shj kitab Fahtul Bari
bakar shj kitab ibnu hajar haitami
sebab mereka dr aliran asya'irah




elok sangatlah tu... kita memang diajar supaya buat kerja macam tu... sapa2 yg tak sehaluan dgn kita... memang mereka tu semua tak betul... ya... bakar, campak, kalau ada peluang bunuh saja sebab mereka tu (kecuali kita) telah sesat!



Bookmark and Share

    


  Member Information For mawaProfil   Hantar PM kepada mawa   Quote dan BalasQuote

alea13
WARGA SETIA
Menyertai: 05.01.2004
Ahli No: 6228
Posting: 1483
Dari: melaka

Melaka  


posticon Posting pada: 05-02-05 22:15



    


  Member Information For alea13Profil   Hantar PM kepada alea13   Pergi ke alea13's Website   Quote dan BalasQuote

masri
Warga 4 Bintang
Menyertai: 10.01.2004
Ahli No: 6370
Posting: 178
Dari: Tampin

Melaka  


posticon Posting pada: 07-02-05 11:46


yg dimaksudkan dgn musyabihah ialah menyamakn zat allah dgn zat makhluk..akan tetapi apabila kita bertemu dgn ayat2 ttg beradanya Allah di atas arasy, tangan Allah maka hendaklah kita yakini bhw beradanya Allah di atas arasy tidaklah sama spt makhluk..krn Allah itu berlainan dgn sesuatu yg lain...

Pada sebuah athar sahih yang warid dari sahabat dan tabi'in iaitu ucapan Ummi Salamah radiahlahu 'anha dalam menjelaskan firman Allah:

اَلرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى.

"Allah bersemayam di atas 'ArasyNya",

Beliau (Ummi Salamah radiallahu 'anha) berkata:

"Al-Istiwa (bersemayam) itu tidak majhul (maklum/diketahui), caranya pula tidak diketahui (majhul) namun berikrar (berpegang) dengannya adalah keimanan dan menentangnya (tidak percaya bahawa Allah bersemayam) adalah kufur".[29]

Semasa Imam Malik rahimahullah ditanya tentang maksud ayat:

اَلرَّحْمَنٌ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

“Ar-Rahman (Allah) bersemayam di atas ‘Arasy.â€

Beliau menjawab:

اَلاِسْتِوَاءُ مَعْلُوْمٌ وَالْكَيْفُ مَجْهُوْلٌ وَالاِيْمَانُ بِه وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ.



"Al-Istiwa adalah sesuatu yang telah dimaklumi, (mempertanyakan) bagaimana (bentuk, rupa dan keadaannya) adalah mempertanyakan sesuatu yang majhul (tidak diketahui), mengimani perkara tersebut adalah wajib dan mempersoalkannya adalah merupakan suatu yang bid'ah
(Al-Akidah al-Wasitiyah)

sama jua dgn Allah mengetahui, melihat dan mendengar..manusia jua melihat, mendengar dan tahu..Tapi adakah semua zat Allah itu sama dgn makhluk..ia tidak krn Allah berlawanan dgn sesuatu yg lain...

Bookmark and Share

    


  Member Information For masriProfil   Hantar PM kepada masri   Pergi ke masri's Website   Quote dan BalasQuote

putrakedah
Warga 2 Bintang
Menyertai: 23.05.2003
Ahli No: 810
Posting: 68
Dari: kedah

syria  


posticon Posting pada: 08-02-05 22:21


Hati mengaku beriman...
Klu aku kuat akan aku bunuh areal sharon...
Akan aku bantu saudara palestinku...
Akan aku tegakkan kalimah islam di bumi ini...
tp...

ini yang berlaku.

Bookmark and Share

    


  Member Information For putrakedahProfil   Hantar PM kepada putrakedah   Quote dan BalasQuote

condemned
Warga 3 Bintang
Menyertai: 20.06.2004
Ahli No: 9566
Posting: 121
Dari: klang

Selangor  


posticon Posting pada: 08-02-05 23:03


Quote:

On 2005-02-05 22:15, alea13 wrote:


Sejarah dan Konsep Ahlussunnah wal Jamaah

Allahu a'lam..





alea13
tima kasih utk rujukan awk ni..
leh study skit...

Bookmark and Share

    


  Member Information For condemnedProfil   Hantar PM kepada condemned   Pergi ke condemned's Website   Quote dan BalasQuote

rahabiah
Warga 3 Bintang
Menyertai: 18.11.2003
Ahli No: 5217
Posting: 76

egypt   avatar


posticon Posting pada: 09-02-05 20:41




Ana cadangkan jangan dibawa isu sebegini ke dalam masyarakat kerana hanya memburukkan keadaan. Jika anda berilmu berbincanglah dengan jabatan agama dan jabatan mufti negeri masing-masing. Setakat copy n paste tulisan orang kemudian dengar-dengar cerita orang, amat bahaya akibatnya. Bertaqwalah kepada Allah..

Sis Alea13, syukran atas link yang diberi..

Wallahu A'lam

Bookmark and Share

    


  Member Information For rahabiahProfil   Hantar PM kepada rahabiah   Quote dan BalasQuote

ainul_qalby
Warga 3 Bintang
Menyertai: 09.07.2004
Ahli No: 9914
Posting: 109
Dari: alam_sufly

turkey  


posticon Posting pada: 11-02-05 18:06


Salam.
Semua org nk ngaku ahli sunnah tapi akidah@ilmu tauhid pun takat belajar uluhiyyah,rububiyyah dan asma wa sifat kemudian membezakan diantara makna hakiki uluhiyyah dgn rububiyyah kemudian kononnya mengisthbatkan Allah itulah inilah bersemayamlah duduklah diatas arasy dgn dakwaan yg bertoponegkan tauhid asma wa sifat.
Inilah hasil kerjaya org yg mendakwa salafi tp sebenarnya para salaf jauh amt sekali dr pegangan mrk.

Ahli sunnah wal jamaah yg hakiki tak pernah pun mengatakan Allah bersemayam@duduk diatas arasy samaada dr kalangan ulama salaf mahupun khalaf yg haq.
Bahkan dalam alquran dan juga hadist tak ada satu pun menyatakan Allah bersemayam diatas arasy cuma sebilangan mrk yg kurang arif dlm ilmu alquran dan b.arab sahaja yg mentafsirkan ayat sehingga menyandarkan bagi Allah sifat bersemayam.
Sy nk mintak pd saudara yg mentafsirkan ayat yg berbunyi 'Arrahman 'Alal Arash istwa' dgn cara 'gitu-gitu jek' utk mendatangkan dalil dr alquran hadit ijmak ulama yg mengatakan Allah bersemayam diatas arasy.

Kalau tidak memahami makna 'istawa' jgn dok bantai dgn makna yg dlm otak kita rasa2 maknanya hampir sama,krn ini berkaitan dgn Allah ta'ala dan apa yg berkaitan dgnNya perlu ditelitikan sblm menitlaqkan pdNya apa2 sifat bahkan sifat Alla Ta'ala dikatakan oleh para ulama adalah TAUQIFIYYAH.
Nak ingatkan bagi yg tak mengerti makna bersemayam dan makna firman Allah yg berbunyi 'Arrahman 'alal arash istawa' istawa disini tidak bermakna bersemayam krn bersemayam bermakna DUDUK manakala sifat duduk itu adalah mustahil bagi Allah dan duduk@semayam adalah sifat makhluk bukan sifat kholiq dan tidak langsung layak utk diitlaqkan kpd Allah,

so jgn disandarkan bagi Allah itu sifat bersemayam@duduk dan sifat2 yg lain yg tidak layak baginya krn Dia tidak menyerupai mana-mana makhlukNya serta tidak bertempat,manakala arash adalah suatu tempat.

Saya nasihatkan kpd diri sy dan sahabt semua agar bilamana menjumpai ayat2 seperti td maka jgnlah ditafsirkan 'istawa' disitu dgn makna bersemayam atau duduk krn ada di sana makna yg layak bagi Allah pd ayat trsbut seperti QOHARO (menguasai) ABQO (menetapkan dgn kekuasaanNya).
Inilah padahnya bila ilmu hanya di ambil dr pembacaan semata-mata.
Imam AlBaghdady menyatakan : Ilmu agama diambil dr para ulama.
wallahu a'lam wa a'la.

Bookmark and Share

    


  Member Information For ainul_qalbyProfil   Hantar PM kepada ainul_qalby   Quote dan BalasQuote

masri
Warga 4 Bintang
Menyertai: 10.01.2004
Ahli No: 6370
Posting: 178
Dari: Tampin

Melaka  


posticon Posting pada: 11-02-05 18:30


Quote:

On 2005-02-11 18:06, ainul_qalby wrote:
Salam.
Semua org nk ngaku ahli sunnah tapi akidah@ilmu tauhid pun takat belajar uluhiyyah,rububiyyah dan asma wa sifat kemudian membezakan diantara makna hakiki uluhiyyah dgn rububiyyah kemudian kononnya mengisthbatkan Allah itulah inilah bersemayamlah duduklah diatas arasy dgn dakwaan yg bertoponegkan tauhid asma wa sifat.
Inilah hasil kerjaya org yg mendakwa salafi tp sebenarnya para salaf jauh amt sekali dr pegangan mrk.

Ahli sunnah wal jamaah yg hakiki tak pernah pun mengatakan Allah bersemayam@duduk diatas arasy samaada dr kalangan ulama salaf mahupun khalaf yg haq.
Bahkan dalam alquran dan juga hadist tak ada satu pun menyatakan Allah bersemayam diatas arasy cuma sebilangan mrk yg kurang arif dlm ilmu alquran dan b.arab sahaja yg mentafsirkan ayat sehingga menyandarkan bagi Allah sifat bersemayam.
Sy nk mintak pd saudara yg mentafsirkan ayat yg berbunyi 'Arrahman 'Alal Arash istwa' dgn cara 'gitu-gitu jek' utk mendatangkan dalil dr alquran hadit ijmak ulama yg mengatakan Allah bersemayam diatas arasy.

Kalau tidak memahami makna 'istawa' jgn dok bantai dgn makna yg dlm otak kita rasa2 maknanya hampir sama,krn ini berkaitan dgn Allah ta'ala dan apa yg berkaitan dgnNya perlu ditelitikan sblm menitlaqkan pdNya apa2 sifat bahkan sifat Alla Ta'ala dikatakan oleh para ulama adalah TAUQIFIYYAH.
Nak ingatkan bagi yg tak mengerti makna bersemayam dan makna firman Allah yg berbunyi 'Arrahman 'alal arash istawa' istawa disini tidak bermakna bersemayam krn bersemayam bermakna DUDUK manakala sifat duduk itu adalah mustahil bagi Allah dan duduk@semayam adalah sifat makhluk bukan sifat kholiq dan tidak langsung layak utk diitlaqkan kpd Allah,

so jgn disandarkan bagi Allah itu sifat bersemayam@duduk dan sifat2 yg lain yg tidak layak baginya krn Dia tidak menyerupai mana-mana makhlukNya serta tidak bertempat,manakala arash adalah suatu tempat.

Saya nasihatkan kpd diri sy dan sahabt semua agar bilamana menjumpai ayat2 seperti td maka jgnlah ditafsirkan 'istawa' disitu dgn makna bersemayam atau duduk krn ada di sana makna yg layak bagi Allah pd ayat trsbut seperti QOHARO (menguasai) ABQO (menetapkan dgn kekuasaanNya).
Inilah padahnya bila ilmu hanya di ambil dr pembacaan semata-mata.
Imam AlBaghdady menyatakan : Ilmu agama diambil dr para ulama.
wallahu a'lam wa a'la.



aslm wbt...saya ingat sudah tiada siapa mahu berbahas ttg ini tp ada juga yg cuba membuka kembali...
anda tahu ttg takwil.anda tahu ttg tafwidh..jadi anda mahu kata imam malik ra itu bagaiman sdgkan beliau sendiri tidak mentakwil sifat2 Allah yg tersebut di dalam Alquran....spt yg diterang Allah itu berlainan dgn yg baharu, maka apabila di dlm alquarn menyebut al-istiwa iaitu bersemayam bukanlah bermakna bersemayamnya Allah itu sama dengan bersemayamnya makhluk...Jika kita boleh menerima bahawa Allah melihat tetapi melihatnya Allah tidak sama dengam makhluk, Allah mendengar tetapi mendnegarnya Allah tidak sama dengan makhluk begitu jua dengan kalimah istiwa....
saya berpegang utk tidak mentakwil sifat2 Allah ...saya suadh beri athar sahabat, saya sudah beri kata2 Imam Malik dan saya ingin jua tahu adakah Rasulullah SAW n para sahabar RA mentakwilkan sifat2 Allah....
saya menghormati pegangan mrk yg mentakwilkan sifat2 Allah bahkan bukan kerja saya untuk menyatakan mrk ini bukan Ahlussunnah....
adakah imam malik itu bukan ahlussunnah berdasarkan kata imam malik ra yg saya tuliskan itu....


Bookmark and Share

    


  Member Information For masriProfil   Hantar PM kepada masri   Pergi ke masri's Website   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 11-02-05 19:07


kamu tafwidh? mende apa yg kamu tafwidh tapi kamu takyin.

Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 11-02-05 19:09


berikan kata kata imam malik r.a yang kata istawa tu maksud bersamayam? wal hal istawa tu boleh beri byk maksud....kamu pi cek kamus tgk..

Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

masri
Warga 4 Bintang
Menyertai: 10.01.2004
Ahli No: 6370
Posting: 178
Dari: Tampin

Melaka  


posticon Posting pada: 11-02-05 19:20


tafwidh bermakna menyerahkan kepada Allah Taala.

kalau saudara martyr ada defini lebih tepat ttg tafwidh maybe boleh tulis kat sini spy saya yang jahil ini terang lagi nyata...

saya tulis kembali saya berpegang dgn sifat2 Allah tanpa mentakwilkannya..itulah pegangan saya....

Bookmark and Share

    


  Member Information For masriProfil   Hantar PM kepada masri   Pergi ke masri's Website   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 11-02-05 21:24


1.isini saya nak nyatakah bahawa saya sama sekali tidak mengatakan bahawa Ashari dan Maturudi itu terkeluar daripada ASWJ.Cuma mengatakan ASWJ itu adalah 'dari' mereka adalah sesuatu yang agak keterlaluan.dan bersandarkan sesuatu perkara atas mereka semata-mata adalah agak keterlaluan juga,ini adalah kerana mereka juga tidak terlepas daripada melakukan perkara kebidaah dll.
(bacelah artikel tue utk penjelasan yang lagi panjang)

Tentang Asyari,dia lah yang mengasaskan Sifat 20.Padahal jikalau dikaji dengan teliti Sifat 20 itu adalah tertolak (bkn bermakna saya tolak sifat-sifat Allah) tetapi siapakah kita utk mengklasifikasikan sifat Allah??..wajarkah akal kita yang terhad ini mengelas2kan sifat Allah??

Ana ingat lagi kata kata ustazah ana,die pernah bercerita tentang Allah.tiba2 die tersasul
'..sifat 20..tetapi bukan 20 ..Allah sahajalah yang mengetahui sifat-sifat nya. '

Dan ana rasa mereka yang ambil pengajian Al-Quran dan Sunnah di pusat pengajian tinggi pun sudah tentu mengetahui perkara ini bukan??..

Sebab itu lah baru-baru ini kita jarang sama sekali dengar sifat-sifat 20 ini..betul tak??.....





Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 11-02-05 21:35


1.
Quote:

Tentang Asyari,dia lah yang mengasaskan Sifat 20.Padahal jikalau dikaji dengan teliti Sifat 20 itu adalah tertolak (bkn bermakna saya tolak sifat-sifat Allah) tetapi siapakah kita utk mengklasifikasikan sifat Allah??..wajarkah akal kita yang terhad ini mengelas2kan sifat Allah??



Tentang Sifat 20 nih..dalam riwayatnya ada yg menceritakan bahawa die telah bertaubat dihujung nyawa..

Wallahualam



[ Posting ini telah di edit oleh: Islamic_prince88 pada 2005-02-11 21:36 ]

Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 11-02-05 21:36


Quote:

On 2005-02-11 21:24, Islamic_prince88 wrote:
Tentang Asyari,dia lah yang mengasaskan Sifat 20.Padahal jikalau dikaji dengan teliti Sifat 20 itu adalah tertolak (bkn bermakna saya tolak sifat-sifat Allah) tetapi siapakah kita utk mengklasifikasikan sifat Allah??..wajarkah akal kita yang terhad ini mengelas2kan sifat Allah??

Ana ingat lagi kata kata ustazah ana,die pernah bercerita tentang Allah.tiba2 die tersasul
'..sifat 20..tetapi bukan 20 ..Allah sahajalah yang mengetahui sifat-sifat nya. '

Dan ana rasa mereka yang ambil pengajian Al-Quran dan Sunnah di pusat pengajian tinggi pun sudah tentu mengetahui perkara ini bukan??..

Sebab itu lah baru-baru ini kita jarang sama sekali dengar sifat-sifat 20 ini..betul tak??.....







huhuhu... sapa lak yg cakap Asyai'rah asaskan sifat 20? meh sini bukti.. buktikan....

Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 11-02-05 21:38


Quote:

On 2005-02-11 21:24, Islamic_prince88 wrote:
1.isini saya nak nyatakah bahawa saya sama sekali tidak mengatakan bahawa Ashari dan Maturudi itu terkeluar daripada ASWJ.Cuma mengatakan ASWJ itu adalah 'dari' mereka adalah sesuatu yang agak keterlaluan.dan bersandarkan sesuatu perkara atas mereka semata-mata adalah agak keterlaluan juga,ini adalah kerana mereka juga tidak terlepas daripada melakukan perkara kebidaah dll.
(bacelah artikel tue utk penjelasan yang lagi panjang)

Tentang Asyari,dia lah yang mengasaskan Sifat 20.Padahal jikalau dikaji dengan teliti Sifat 20 itu adalah tertolak (bkn bermakna saya tolak sifat-sifat Allah) tetapi siapakah kita utk mengklasifikasikan sifat Allah??..wajarkah akal kita yang terhad ini mengelas2kan sifat Allah??



Sebab itu lah baru-baru ini kita jarang sama sekali dengar sifat-sifat 20 ini..betul tak??.....






meh sini bukti yg kata Imam Abul Hassan Asyari tetapkan sifat Allah tu 20 jek... dan sapa pulak kata Imam Abul Hassan ni yg pengasas sifat 20?

Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 11-02-05 21:43


oo bukan Asyari ke? habis tue..saper yang asaskan "Sifat 20" ?

Mana la tau fakta ana salah..tolong la betul2 kan.. ana pun tak terlepas dari buat salah..post salah ke..type salah ke...

tolong la perbetulkan hamba Allah yang lemah ini...

Mana yang salah tue..Sorry banyak banyak..kat akhirat tolong la maafkan (tanak hutang dgn org)
Mana yang betul tue..harap kita sebarkan sama-sama(alhamdulillah ada gak saham kat akhirat)



Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 11-02-05 21:46


Quote:

On 2005-02-11 21:43, Islamic_prince88 wrote:
oo bukan Asyari ke? habis tue..saper yang asaskan "Sifat 20" ?

Mana la tau fakta ana salah..tolong la betul2 kan.. ana pun tak terlepas dari buat salah..post salah ke..type salah ke...

tolong la perbetulkan hamba Allah yang lemah ini...

Mana yang salah tue..Sorry banyak banyak..kat akhirat tolong la maafkan (tanak hutang dgn org)
Mana yang betul tue..harap kita sebarkan sama-sama(alhamdulillah ada gak saham kat akhirat)





lain kali jgn cepat buat tuduhan melulu... Imam Abul Hassan Asyari bukan calang calang.. dah tu mana plak dpt title imam tu? amik phd kat azhar ka? or uia ? or king saud uni ?. Kamu pi carik kitab
Permata Tauhid tgk... terjemahan kitab Jauharah Tauhid.

Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 11-02-05 21:47


Tentang takwil tue plak..ana rasa tentang bersemayam di Arasy tue..tak perlu lah diperdebatkan lagi..sebab..mmg perkara ni JERrRlaSs sekali dalam Al-Quran.


"Artinya : (Yaitu) Rabb Yang Maha Rahman, yang bersemayam (ber-istiwa) di atas 'Arsy". [Thaha : 5].

Artinya : .... tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka". [Al-Maidah : 64].

Kemudian pada tempat yang lain lagi, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata[3] : "Ayat-ayat yang disebut oleh Allah sebagai ayat-ayat mutasyabihat yakni yang tidak dapat diketahui ta'wil-nya kecuali oleh Allah ; yang dimaksud "tidak dapat diketahui kecuali oleh Allah" hanyalah pengetahuan tentang tafsir dan maknanya. Sebagaimana hanya ketika Imam Malik rahimahullah ditanya tentang firman Allah :

"Artinya : (Yaitu) Rabb Yang Maha Rahman, yang bersemayam (ber-istiwa') di atas 'Arsy". [Thaha : 5].

"Bagaimana Ar-Rahman ber-istiwa' (bersemayam) ?" Beliau menjawab : "Al-Istiwa' telah dipahami (maknanya), sedangkan Al-Kaif (bagaimana hakikat istiwa' [bersemayam] tidak dapat diketahui (majhul). Beriman terhadap istiwa'-Nya wajib dan bertanya tentang "Bagaimana (hakikat)nya adalah bid'ah". Demikian pula sebelumnya, Rabi'ah dan Ibnu 'Uyainah pun telah memberikan jawaban serupa dengan jawaban Imam Malik.

Imam Malik telah menjelaskan bahwa makna istiwa' telah dipahami, sedangkan kaifiyah (cara istiwa-Nya) adalah majhul (tidak dapat dimengerti).

http://telemed.ee.itb.ac.id/islamic/Manhaj/Pokok-PokokManhajSalaf4-6.htm


Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

ibnuyahya

Menyertai: 15.10.2004
Ahli No: 11874
Posting: 574
Dari: Ampang, Selangor

Johor   avatar


posticon Posting pada: 11-02-05 21:47


Quote:

Tentang Sifat 20 nih..dalam riwayatnya ada yg menceritakan bahawa die telah bertaubat dihujung nyawa..




adalah lebih elok jika di lampirkan periwayatannya disini supaya sama2 mendapat maklumat yang meyakinkan dan bukanlah dakwaan2 semata2.

Quote:

meh sini bukti yg kata Imam Abul Hassan Asyari tetapkan sifat Allah tu 20 jek... dan sapa pulak kata Imam Abul Hassan ni yg pengasas sifat 20?


apa kata kita tukar kaedah disini kepada perbincangan yang berbentuk ilmiah supaya sama2 mendapat manfaat. Jika kita mengetahui jawapannya, nyatakan disini.

Quote:
Ana cadangkan jangan dibawa isu sebegini ke dalam masyarakat kerana hanya memburukkan keadaan. Jika anda berilmu berbincanglah dengan jabatan agama dan jabatan mufti negeri masing-masing. Setakat copy n paste tulisan orang kemudian dengar-dengar cerita orang, amat bahaya akibatnya. Bertaqwalah kepada Allah..


setuju. tetapi jika ingin diperbincangkan juga, sama2lah menjaga amarah bersama supaya apa yang diperkatakan tidak bertukar kepada perdebatan kalah-menang dan akhirnya tidak memberi faedah apa-apa pun selain membesarkan jurang perbezaan dari mencari titik persamaan.

wallahualam




-----------------
Programming notes esp. PHP
Web Zaujah (muslimah_johor)

Bookmark and Share

    


  Member Information For ibnuyahyaProfil   Hantar PM kepada ibnuyahya   Pergi ke ibnuyahya's Website   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 11-02-05 21:53


mmg saya x nafikan Imam Asyari tue antara imam2 yang bukan calang2..mmg dia boleh dikata kan hebat belaka jikalau nak dibandingkan dgn saya yg tah pape

Tapi ini bukan bermakna kita ambil semua perkara dari dia secara totally....mana yang datang darinya yg bidaah(wallahualam drpd dia atau pun drpd org org yg mengikutinya) maka tolaklah lah nya..

Dan tentang Sifat 20 tue..maaflah jikalau bagi pendapat anda semua sifat 20 tue bkn lah daripada Asyari..tetapi daripada org lain ye??..Wallahualam

Just "Sifat 20" tue mmg perkara ditolak..kerana Allah sahaja yang tau sifat-sifatnya.dan kita hanya tahu mana yg terdapat dalam AL-Quran dan Sunnah..

P/S: Ana bukan nak hentam memana org..tapi hentam apa yg dibawanya jikalau perkata tue x benar...



Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 11-02-05 21:55


TQ Ibnu Yahya..ana akan cube perbaiki mana kelemahan ana..tapi ana berharap sangat kpd pengunjung topic ni..sesama la kite kaji.. ..



Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 11-02-05 22:04


Quote:

On 2005-02-11 21:53, Islamic_prince88 wrote:




Dan tentang Sifat 20 tue..maaflah jikalau bagi pendapat anda semua sifat 20 tue bkn lah daripada Asyari..tetapi daripada org lain ye??..Wallahualam






itu bermakna kamu sendiri tidak tahu...

Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 11-02-05 22:06


p/s: Ana rasa x salah kalau kita bace artikel2 di internet..hatta Contoh Maal Hijrah untuk Negara Malaysia tahun ini (sorry lah x ingat nama..kalau sapa ingat..tolong la beritahu ye).. pun selalu melayari internet untuk cari maklumat tentang agama .
CUMA PASTIKAN SUMBER NYA ADALAH SAHIH LAH


Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 11-02-05 22:07


la....kalau martyr tau..beritahu r..leh kongsi .....cume yg saya tau "sifat 20" tue mmg daripada Asyari.. ..

mana tau kot kot salah...salah info..salah maklumat.....

Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 11-02-05 22:37


1.Tentang benarkah??Abul Hassan Asyari insaf dihujung nyawa atau pun tidak..bagi ana itu bukan menjd pokok perbincangan.. just ana huznuzon terhadapnya dgn pandangan sesetengah pihak yg mengatakan dia telah bertaubat dihujung nyawa.

2.Adakah benar Abul Hassan Asyari yang bawa Sifat 20?? (tatau lak ada pendapat lain yg mengatakan bukan drpd dia)pun bagi ana bukan jadi perkara pokok.yang pasti Sifat 20 itu adalah perkara tertolak kerana..siapa kita nak kelasifikasikan sifat-sifat Allah??..Sifat2 Allah hanya Allah tahu..dan yang kita tahu mana yang ada dalam Al-Quran dan Sunnah.


3.dan yang penting ,adalah tentang pegangan akidah kita.Semoga pegangan akidah kita berdasarkan Manhaj Salaf (yakni drpd Rasulullah,sahabat dan para tabiin)Amin...........



Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 11-02-05 23:04





>Assalamu alaikum,

>
>Artikel Islam - Pusat Informasi dan komunikasi Islam Indonesia
>
>
> Assalamu'alaikum Wr.Wb.
>
> PERBEDAAN POKOK ANTARA AQIDAH ASY'ARIAH dengan AQIDAH
> AHLUSUNNAH WAL JAMA'AH
>
> Disebut aqidah Asy'ariah karena pencetus awalnya adalah Al-Imam
>Abu al-Hasan al-Asy'ari. Pada awalnya beliau adalah tokoh firqah Mu'tazilah
>(paham rasionalisme) sebelum beliau bertaubat kembali
>kepada pemahaman Manhaj Salaf, karena sejak kecil beliau diasuh oleh Bapak
>angkatnya yang juga sebagai tokoh Mu'tazilah pada masa itu yakni Abu Ali
>al-Jubba'i. Maka tidak heran jika beliau juga menjadi tokoh Mu'tazilah pada
>waktu itu disebabkan kecerdasan yang beliau miliki atas karunia Allah
>Ta'ala. Kemudian atas taufiq dari Allah Ta'ala, beliau menyadari atas
>kekeliruannya selama ini dan dengan ijin Allah jua beliau mengoreksi
>kembali dan memberikan bantahan atas penyimpangan-penyimpangan pemahaman
>Mu'tazilah yang beliau kagumi selama 40 tahun. Walau, tatkala itu beliau
>pun masih menonjolkan akal dalam menyergah faham-faham Mu'tazilah. Dan itu
>merupakan proses perjalanan panjang pemikiran dan keyakinan Abu Al-Hasan
>Al-Asy'ari yang akhirnya berujung pada sikapnya untuk kembali kepada ajaran
>yang haq, yakni berpegang kepada pemahaman salaf.
> Dalam mengomentari perkembangan pemikiran Al-Imam Abu Al-Hasan
>Al-Asy'ari, Al-Imam Ibnu Katsir berkata, "Mereka menyebut bahwa Abu
>Al-Hasan Al-Asy'ari memiliki tiga tahapan :
> Pertama :
> Memegangi paham Mu'tazilah dimana kemudian beliau taubat tak
> diragukan lagi.
> Kedua :
> Menetapkan tujuh sifat bagi Allah berdasarkan akal yakni:
>Al-Hayat, Al-Ilmu, Al-Qudrah, Al-Iradah, As-Sam'u, Al-Bashar, Al-Kalam dan
>menta'wil sifat-sifat khabariyah seperti, wajah Allah, tangan Allah, kursi
>Allah dan lain-lain.
> Ketiga :
> Menetapkan semua sifat Allah tanpa takyif dan tasybih sesuai
>dengan pemahaman as-Salaf sebagaimana dalam kitab Al-Ibanah 'An Ushul
>Ad-Dieniiyah yang merupakan tulisan terakhirnya. (Dan kitab ini merupakan
>taubat dan kembalinya beliau kepada Manhaj Salaf-pen)
> Pengaruh Mu'tazilah yang sangat kuat membawanya melalui tahapan
>kedua sebelum akhirnya kembali pada madzhab salaf yang murni. Meski
>demikian, pemahaman yang telah dikembangkan oleh beliau dikala belum
>kembali kepada manhaj yang haq, hingga kini masih bergulir dan digeluti
>oleh banyak kaum muslimin. Dan yang paling menonjol diantara faham yang
>pernah diajarkannya adalah berkenaan dengan penetapan 7 sifat wajib bagi
>Allah dan 7 sifat mustahil bagi Allah.
> Dan yang kemudian dikembangkan oleh Syaikh Maturidiyah menjadi
>13 sampai 20 sifat. Dan bila ditelusuri lebih lanjut, nyatalah bahwa
>penetapan sifat wajib dan mustahil bagi Allah sebanyak tujuh sifat
>merupakan penetapan beliau berdasarkan akal. Padahal, untuk masalah-masalah
>yang menyangkut eksistensi Allah, segala penetapannya harus bersandar
>kepada apa yang telah dikhabarkan oleh
> Allah Ta'ala melalui firmanNya dan RasulNya shallallahu 'alaihi
>wa salam melalui hadits-haditsnya yang shahih dengan tanpa ta'thil, takyif,
>tahrif, tasybih atau tamsil. Oleh karena itu, ada
> kesalahpahaman yang sempat melanda kaum muslimin, baik dulu
>maupun
> sekarang. Yaitu pendapat yang mengatakan bahwa aqidah
>Asy'ariyah
> tidak berbeda dengan aqidah Ahlussunnah, atau mereka itulah
> Ahlusunnah yang sesungguhnya.
> Perlu diketahui bahwa Asy'ariyah dalam masalah aqidah, telah
> melewati masa-masa yang kian menambah jarak antara mereka
>dengan
> Ahlussunnah. Terutama setelah para tokohnya yang datang
>terakhir
> memasukkan prinsip-prinsip keyakinan yang diambil dari
>filsafat,
> tasawuf, mantiq dan ilmu kalam. Pada gilirannya Asy'ariyah
>tercemari
> oleh pemikiran-pemikiran bathil. Mereka (Asy'ariyah) sejalan
>dengan
> Ahlusunnah dalam beberapa masalah aqidah dan berbeda dalam
>beberapa
> perkara lainnya. Beberapa masalah penting yang menjadi
>perbedaan
> antara Asy'ariyah dengan Ahlussunnah adalah :
> Pertama :
> Penafsiran makna "Tauhid" yang dibatasi pada "Tauhid Rububiyah"
>dan
> kelalaian mereka dari Tauhid Uluhiyah dan Ibadah.
> Kita telah memahami bahwa para rasul datang mendakwahkan Tauhid
> Uluhiyah. Sebagaimana dalam Al-Qur'an surah Al-Anbiya' : 25,
>"Dan
> Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan
>Kami
> wahyukan kepadanya: 'Bahwasanya tidak ada yang diibadahi
>(dengan
> haq) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu akan Aku."
> Inilah tauhid yang menjadi tujuan diciptakannya jin dan
>manusia,
> sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an surah Adz-Dzariyat ayat 56
>:
> "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
>mereka
> beribadah kepada-Ku."
> Manhaj Asy'ari dalam Tauhid Uluhiyah tidaklah jelas. Hal ini
>karena
> beberapa sebab diantaranya adalah :
> 1. Definisi Al-Ilah yang mereka artikan sebagai "Yang Maha
>Kuasa
> untuk mencipta" seperti disebutkan oleh Al-Baghdadi yang dia
> nisbatkan kepada Abu Al-Hasan Al-Asy'ari.
> 2. Kitab-kitab karangan mereka dalam hal aqidah tidak membahas
> Tauhid Uluhiyah secara khusus. Bahkan para tokoh Asy'ariyah
>dalam
> tulisan-tulisan mereka menggunakan cara-cara ahli filsafat atau
>ahlu
> kalam. Mereka memulai tulisan-tulisannya dengan
> pengertian-pengertian logika, teori-teori, bukti kebenaran
>nyata
> berdasarkan akal, tashawwur dan berbagai istilah ahlu kalam dan
> filsafat. Kemudian penyebutan dalil-dalil naqliyah (tekstual)
>tidak
> memberikan faedah berupa keyakinan sedang dalil-dalil akal
>adalah
> qath'I (pasti) dan yakin. Setelah itu pembicaraan berpusat
>sekitar
> kejadian alam, penetapan pencipta dan hal-hal lain yang berasal
>dari
> filsafat dan ilmu kalam, kemudian alur pembicaraan akhirnya
>tertumpu
> pada penetapan Tauhid Rububiyah.
> 3. Asy'ariyah menetapkan bahwa kewajiban pertama bagi mukallaf
> (orang yang sudah mencapai masa baligh) adalah an-Nazhar
>(melihat)
> untuk menetapkan wujud Allah dan akhirnya keesaan Allah dalam
>dzat
> dan perbuatan. Bukan berarti Ahlusunnah mengenyampingkan Tauhid
> Rububiyah, tetapi orang-orang Asy'ariyah telah memulai dengan
>suatu
> hal yang tidak dicontohkan oleh Allah dan Rasul-Nya shallallahu
> 'alaihi wa salam. Sebab Tauhid Rububiyah adalah fitrah,
> hampir-hampir tidak ada yang mengingkari secara keseluruhan
> melainkan sedikit. Tidak pernah kita mengenal suatu umat yang
> sepakat untuk mengingkari Tauhid Rububiyah, kalaulah ada kita
>akan
> dapatkan dalam kisah-kisah para nabi. Sebaliknya kesesatan
>berbagai
> umat, firqah atau kelompok terdapat pada penentangan terhadap
>Tauhid
> Uluhiyah.
> 4. Sebagai akibat dari penafsiran tauhid yang dibatasi pada
>Tauhid
> Rububiyah oleh Asy'ariyah secara umum, kita jumpai bermacam
>bid'ah
> dalam ibadah bahkan perbuatan syirik atau membela perbuatan
>syirik
> pada orang-orang yang menisbatkan diri mereka kepada
>Asy'ariyah. Ini
> karena sikap remeh dan menganggap enteng Tauhid Uluhiyah.
>Disamping
> itu Asy'ariyah memang memiliki hubungan lama dengan Sufiyah.
> Al-Hafizh Ibnu Asakir menyebut lima tabaqat (generasi)
>orang-orang
> yang menisbatkan diri mengambil dari Abu Al-Hasan Asy'ari. Dari
> setiap tabaqat (generasi) terdapat orang yang ber-intisab
>kepada
> sufi.
> Kedua :
> Mendahulukan akal yang mereka istilahkan dengan
>kepastian-kepastian
> akal dari pada Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam perkara-perkara
>ghaib,
> I'tiqad dan sifat-sifat Allah.
> Beberapa permasalahan penting yang menjadi kesepakatan
>Asy'ariyah,
> Maturidiyah, Mu'tazilah dan Jahmiyah adalah mendahulukan akal
> daripada wahyu. Kaidah mereka dalam hal ini diungkap oleh
>Al-Juwaini
> dan Ar-Razi dan juga yang lainnya, yaitu dalil naqli tidak
> memberikan faedah berupa keyakinan, karena dalil naqli sifatnya
> zhanni sedang dalil aqli sifatnya qath'I (pasti), perkara yang
> bersifat zhanni (dugaan) tidak bisa menentang yang qath'i.
> Oleh karena itu, lihatlah di dalam majlis-majlis mereka dalam
> membahas perkara-perkara agama sedikit sekali mereka
>menggunakan
> cara-cara Ahlusunnah dalam menyampaikan ilmu dien yakni cara
>ahlu
> hadits/ ahlu atsar. Kebanyakan mereka berbicara tentang agama
>dengan
> kepastian kebenaran akal. Bisa jadi pembahasan satu ayat
>Al-Qur'an
> atau hadits Nabi, ditakwilkan dengan berbagai macam-macam
>bentuk
> penakwilan agar dapat diterima oleh akal-akal mereka dan
>memuaskan
> hawa nafsunya. Mereka memulai penyampaian ilmu dengan
> pengertian-pengertian logika, teori-teori, bukti kebenaran
>nyata
> berdasarkan akal, tashawwur dan berbagai istilah ahlu kalam dan
> filsafat. Kemudian penyebutan dalil-dalil naqliyah (tekstual)
>tidak
> memberikan faedah berupa keyakinan sedang dalil-dalil akal
>adalah
> qath'I (pasti) dan yakin. Setelah itu pembicaraan berpusat
>sekitar
> kejadian alam, penetapan pencipta dan hal-hal lain yang berasal
>dari
> filsafat dan ilmu kalam, kemudian alur pembicaraan akhirnya
>tertumpu
> pada penetapan Tauhid Rububiyah
> Ketiga :
> Asy'ariyah tenggelam dalam ta'wil sifat-sifat Allah yang telah
> dilarang oleh para salaf as-Shalih
> Asy'ariyah dan para pengikutnya seperti Maturidiyah dan
> lain-lainnya. Mereka, dalam mengimani masalah Asma' dan Sifat
>Allah
> adalah dengan menetapkan nama-nama Allah dan sebagian sifat-Nya
> serta menolak sebagian besarnya. Mereka menetapkan nama-nama
>dan
> menolak sebagian besar sifat-sifat Allah berdasarkan kesesuaian
>akal
> manusia. Mereka menetapkan sifat tujuh bagi Allah yakni
>Al-Iradah,
> Al-Qudrah, Al-'Ilmu, Al-Hayah, Al-Bashar, As-Sama', dan
>Al-Kalam.
> Mereka meyakini sifat-sifat yang mereka tolak itu bila
>ditetapkan
> (menurut mereka) akan terjadi tasybih (penyerupaan dengan
>makhluk).
> Mereka katakan, "Kami menetapkan sifat tujuh bagi Allah ini
>lantaran
> secara akal memang demikian."
> Cobalah lihat cara mereka menetapkan sifat-sifat Allah itu
>dengan
> logika: "Dengan adanya makhluk, berarti menunjukkan bahwa Allah
>itu
> Al-Qudrah (memiliki sifat kuasa). Kemudian, dengan adanya
>makhluk
> yang mempunyai kekhususan masing-masing menunjukkan Allah itu
> mempunyai sifat Al-Iradah (berkehendak). Selanjutnya, dengan
>ihkam
> (keserasian penciptaan) makhluk menunjukkan Allah itu mempunyai
> sifat Al-Ilmu (berilmu). Dan semua sifat-sifat Al-Ilmu,
>Al-Qudrah,
> Al-Iradah menunjukkan Allah itu hidup (Al-Hayyu) dan hidup
>tentunya
> mempunyai sifat Al-Bashar (melihat), As-Sam'u (mendengar),
>Al-Kalam
> (berbicara). Inilah sifat yang sempurna, kemudian meletakkan
> sifat-sifat yang berlawanan dengan hal-hal di atas, seperti
>bisu,
> buta, dan tuli sebagai sifat terlarang bagi Allah."
> Adapun sifat-sifat Allah yang lain yang mereka tolak karena
>tidak
> cocok dengan akal mereka. Mereka menolak sifat-sifat itu dengan
>cara
> menakwil dengan merubah makna asli kepada makna yang lain.
>Ta'wil
> yang mereka lakukan khususnya pada sifat-sifat khabariyah
>seperti
> tangan, mata, wajah, istiwa', nuzul (turunnya Allah ke langit
> dunia), benci, ridha dan lain-lain. Asy'ariyah tidak
>mengimaninya
> seperti kedatangan kabar-kabar tentang itu sebagaimana yang
> dilakukan oleh Salaf as-Shalih. Tetapi mereka mena'wil dan
> memalingkan lafazh-lafazhnya dari bentuk zhahirnya. Hal ini
>menurut
> mereka karena adanya tajsim (menjasmanikan) dan tamsil
> (menyerupakan). Mereka lalai bahwa akibat dari perbuatan ini
>berarti
> mereka telah berbuat tahrif (penyimpangan) pada kalam Allah dan
> mena'wil maknanya. Mereka juga berkata tentang Allah tanpa
>dilandasi
> ilmu dan keharusan-keharusan lainnya (perangkat dalam memahami
>ilmu
> agama) akibat dari perbuatan ta'wil serta menafikan (menolak)
>sikap
> penyerahan terhadap Allah. Bagaimana mungkin Allah memberitakan
> tentang diri-Nya atau Rasulullah shallallahu 'alahi wa salam
>dengan
> sesuatu yang tidak layak atau mengharuskan tasybih dan tajsim,
> kemudian baru dapat disingkap kebenarannya oleh ahlu kalam
>setelah
> abad III hijriyah. Tidak mungkin pemahaman yang benar tentang
> sifat-sifat Allah itu terlepas dari para shahabat, tabi'in dan
>salaf
> al-Ummah yang lainnya. Padahal Allah telah menutup pintu
>tasybih dan
> tamsil dengan firmanNya yang artinya :
> "Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dialah Yang
>Maha
> Mendengar lagi Maha Mengetahui." (As-Syura: 11)
> Kaidah Ahlussunnah wal Jama'ah dalam menyikapi tentang
>khabar-khabar
> yang datang dari Allah dalam kitab-Nya dan apa yang telah
> diberitakan oleh Rasulullah shallallahu 'alahi wa salam yang
>tertera
> dalam kitab-kitab hadits yang shahih adalah wajib untuk
>diimani,
> baik dipahami maknanya atau tidak, sebagaimana firman Allah
>dalam
> surat An-Nisa':136 yang artinya :
> "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah
>dan
> Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada
>Rasul-Nya,
> serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang
>kafir
> kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari
> kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
>sejauh-jauhnya." (
> An-Nisa' : 136 )
> Atau surat An-Nisa' : 170 yang artinya :
> "Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad
> shallallahu 'alaihi wa salam) itu kepadamu dengan (membawa)
> kebenaran dari Rabbmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih
>baik
> bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak
>merugikan
> Allah sedikitpun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di
>bumi
> itu adalh kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui
>lagi
> Maha Bijaksana." (An-Nisa' : 170 )
> Dalam hal ini, apa yang sudah disepakati oleh Salaf al-Ummah
>dan
> imam-imam Ahlussunnah yang menerima nash-nash yang berhubungan
> dengan asma' dan sifat, seperti bersemayam (istiwa'), tangan
> (al-yad) dengan tanpa tahrif, ta'thil, takyif, tasybih atau
>tamsil.
> Mentauhidkan Allah dalam asma dan sifat-sifat-Nya termasuk
>perkara
> yang amat besar dalam pembahasan ilmu ushuluddin.
>Pendapat-pendapat
> para ahli filsafat dan ahli Ilmu Kalam telah rancu dan simpang
>siur
> dalam masalah ini. Ada yang menafikan sama sekali, ada yang
>mengakui
> asma Allah secara mujmal tapi menafikan sifat-sifat-Nya dan ada
>pula
> yang mengakui kedua-duanya (asma dan sifat) tetapi menolak
> sebagiannya dan mentakwilnya dengan mengubah makna dan
>lafazhnya.
> Dalam masalah ini, Salafush Shalihin mengimani seluruh apa yang
>ada
> pada Kitabullah dan yang disebutkan dengan Sunnah yang shahih
>tanpa
> tahrif (menyimpangkan lafazh kepada lafazh yang lain), ta'thil
> (mengurangi/menolak), takyif (menanyakan bagaimana hakikatnya),
> tasybih (penyerupaan dengan makhluk) atau tamsil. Mereka
>meyakini
> bahwa asma Allah Ta'ala dan sifat-sifat-Nya bersifat tauqifiyah
>(apa
> adanya dari Allah dan Rasul-Nya) tak boleh ditetapkan (itsbat)
>atau
> ditolak (dinafikan) kecuali dengan izin syara'. Yakni mereka
>tidak
> mengitsbat asma dan sifat untuk Allah kecuali asma dan sifat
>yang
> Allah itsbatkan sendiri dan yang diitsbatkan Rasul untuk
>diri-Nya
> dengan izin Allah. Dan bahwa asma dan sifat yang telah tetap
>bagi
> Allah ialah bahwa Dia tidak menyerupai sesuatupun dari
>makhluk-Nya,
> bahkan seluruh sifat-sifat kesempurnaan yang tetap bagi Allah
>yang
> disebutkan oleh nash-nash yang jelas adalah khusus buat-Nya
>saja.
> Jika ada asma yang ditetapkan bagi Allah tetapi juga dimiliki
> makhluk-Nya, maka persamaan tersebut hanya dalam lafazh, tidak
>dalam
> hakikat. Karena dzat Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak sama
>dengan dzat-dzat selain Allah, maka sifatnya pun demikian, karena Allah itu
>tidak dapat disamakan dengan makhluk-Nya baik pada dzat maupun sifat-Nya.
>Seperti contoh di dalam firman-Nya bahwa Allah mempunyai tangan
>(yaddullah), ini berarti bahwa tangan Allah berbeda dengan tangan
>makhluk-Nya. Hanya sama dalam lafazh tetapi berbeda dalam hakikat.
>Sebagaimana kata Ibnu Abbas yang artinya :
> "Tidaklah sama apa-apa yang di surga dengan apa yang ada di
>dunia kecuali hanya sama dalam masalah nama." (Sanadnya shahih. Lihat
>dalam Taqrib at_tadmuriyah, hal. 42)
>
> Dan dalam hadits Qudsi dengan sanad yang shahih yang artinya :
>"Telah Kami siapkan untuk hamba-Ku yang shalih apa-apa (nikmat surga) yang
>tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak juga didengar oleh telinga dan
>tidak pernah terdetak di hati manusia." Padahal Allah telah mengkhabarkan
>di dalam Al-Qur'an tentang kenikmatan di surga, seperti Allah
>memberitakan, dalam surga itu ada makanan, minuman, pakaian, istri-istri,
>rumah, kurma, anggur, buah-buahan, daging, arak, susu, madu, air, emas,
>perka, dan lain-lain.
> Berita-berita tersebut benar dan benar-benar ada. Walau
>nama-nama tersebut sama dengan apa yang ada di dunia tetapi hakikatnya
>berbeda, kita tidak mengetahuinya. Apalagi tentang nama-nama dan
>sifat-sifat Allah Yang Maha Suci, tentu Allah Yang Maha Tahu tentang
>hakikat diri-Nya.
> Mengenai pembatasan sifat-sifat Allah menjadi beberapa
>bahagian, misal sifat wajib dan mustahil bagi Allah atau sifat wajib bagi
>Allah ada 13 atau 20, hal ini sangat bertentangan dengan hukum syara'
>dan kaidah salafush-shalih. Karena Allah lah yang mengetahui tentang
>diri-Nya sendiri bukan makhluk-Nya. Karena jika sifat Allah dibatasi
>berarti hilang lah kesempurnaan bagi Allah, karena dengan pembatasan
>tersebut berarti mengurangi kesempurnaan bagi Allah Yang Maha Sempurna.
>Sekiranya Allah menyebutkan tentang diri-Nya dalam Asma-ul Husna, maka kita
>wajib mengimani apa adanya dengan tanpa pembatasan, mengurangi atau
>menambah, takwil, penyimpangan makna dll. Maka kita wajib mengimani
>apa-apa yang diterangkan Allah di dalam kitab-Nya yang mulia (Al-Qur'an)
>dan petunjuk Rasul-Nya. Sedangkan makhluk-Nya mengetahui asma dan sifat
>Allah hanya sebatas asma-asma dan sifat-sifat Allah yang Allah terangkan
>di dalam Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya. Selain itu Allah lah Yang Maha
>Tahu.
>
> Dalam menyikapi akal sebagai karunia yang diberikan oleh Allah
>kepada manusia, maka manhaj Ahlussunnah memberikan penjelasan yang
>gamblang dan terang. Kita mengetahui bahwa akal adalah media pengetahuan
>yang terbatas yang tak mampu menjangkau perkara-perkara ghaib kecuali
>dengan gambaran semata, tidak sampai yakin. Para salafush shalihin
>mengimani apa yang diberitakan oleh nash Al-Qur'an dan sunnah Nabi-Nya yang
>mulia dalam perkara-perkara ghaib dengan tidak mencoba-coba memikirkan
>hakikat sebenarnya, karena hal itu di luar jangkauan akal. Membatasi akal
>dari memikirkan perkara-perkara seperti itu bukan berarti membelenggunya
>secara keseluruhan, karena kaum muslimin telah sepakat bahwa seorang anak
>kecil dan orang gila tidak terkena taklif (beban syari'at) lantaran akalnya
>kurang. Allah juga menyuruh kita untuk mentadaburi kitab-Nya, dan tadabur
>ini tidak mungkin kecuali dengan akal. Akal hanya dilarang digunakan untuk
>masalah yang bukan bidangnya atau digunakan untuk menarik kesimpulan bagi
>manhaj (metodologi) yang bertentangan dengan manhaj Al-Qur'an dan Sunnah.
>Sikap salafush-shalihin dalam mensyukuri nikmat akal sebagai karunia dari
>Allah adalah bahwa mereka tidak mengunggulkan akal, tidak menuhankannya
>dan tidak menganggapnya cukup dan berdiri sendiri, tetapi mereka
>menempatkan fungsi akal sesuai dengan kedudukannya. Mereka menggunakan
>akal dalam
>batas-batas wilayahnya, seperti dalam mentafakuri alam, dalam
>masalah-masalah fikih (amaliah) dan dalam menemukan ilmu-ilmu yang bersifat
>kebendaan yang bertujuan meningkatkan dan mengembangkan masyarakat. Inilah
>kesempurnaan ilmu dan jangkauan pandangan serta selamatnya pemikiran
>mereka. Seandainya akal dijadikan penafsir seluruh masalah, maka tak perlu
>Rasul-Rasul diutus dan tak perlu kitab-kitab suci (kitab-kitab samawi)
>diturunkan. Wallahu a'lam
> Sumber : Majalah Assunah edisi 19/II/1417-1996
> Penerbit : Lajnah Istiqamah - Surakarta
>
>
>Copyright © Al-Islam 1998
>Jl. Pahlawan Revolusi, No 100, Jakarta 13430
>Telpon: 62-21-86600703, 86600704, Fax: 62-21-86600712
>E-Mail: [EMAIL PROTECTED]
>
>_________________________________________________________________________








Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

alea13
WARGA SETIA
Menyertai: 05.01.2004
Ahli No: 6228
Posting: 1483
Dari: melaka

Melaka  


posticon Posting pada: 11-02-05 23:06




Quote:
just ana huznuzon terhadapnya dgn pandangan sesetengah pihak yg mengatakan dia telah bertaubat dihujung nyawa.



insaf sbb apa.. bertaubat dr apa..?? nyatakanlah bila dan mana yg tersimpang drp ASWJ tu..

Quote:
yang pasti Sifat 20 itu adalah perkara tertolak kerana..siapa kita nak kelasifikasikan sifat-sifat Allah??..Sifat2 Allah hanya Allah tahu..dan yang kita tahu mana yang ada dalam Al-Quran dan Sunnah.



dah bawa usul ni ke jabatan2 agama & jabatan2 mufti kat m'sia.. dah tanya kat mufti2 kita..?? kongsi la kat sini apa jawapan mufti2 kita..

Quote:
dan yang penting ,adalah tentang pegangan akidah kita.Semoga pegangan akidah kita berdasarkan Manhaj Salaf (yakni drpd Rasulullah,sahabat dan para tabiin)



hmm.. imam al-asy'ari & al-maturidi tu agak2 nyer hidup zmn bila ekk..

Quote:
hatta Contoh Maal Hijrah untuk Negara Malaysia tahun ini (sorry lah x ingat nama..kalau sapa ingat..tolong la beritahu ye)..



dah baca tak artikel kat link yg ana kasi tu.. diterbitkan oleh JAKIM & ditulis oleh tokoh maal hijrah kita utk thn ni, dr. muhammad uthman el-muhammady..

Allahu a'lam..

Bookmark and Share

    


  Member Information For alea13Profil   Hantar PM kepada alea13   Pergi ke alea13's Website   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 11-02-05 23:07


Sorry kualiti nya 'kureng'

Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 11-02-05 23:15


dr. muhammad uthman el-muhammady..

Woo i See..okay okay..
TQ ..

hmm.. imam al-asy'ari & al-maturidi tu agak2 nyer hidup zmn bila ekk.??

woo jauh tue.....bawah bawah(masa) imam mazhab 4 juga..



Wallahualam

Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

alea13
WARGA SETIA
Menyertai: 05.01.2004
Ahli No: 6228
Posting: 1483
Dari: melaka

Melaka  


posticon Posting pada: 11-02-05 23:18


Quote:
woo jauh tue.....bawah bawah(masa) imam mazhab 4 juga..



jauh..?? jauh tu biler.. tau ker salaf tu aper dan biler??

Bookmark and Share

    


  Member Information For alea13Profil   Hantar PM kepada alea13   Pergi ke alea13's Website   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 11-02-05 23:23


As-Salaf as-Saalih - The
people of the past, namely the first three generations
of pious muslims during and after the revelation of the Qur'an, i.e.the
Sahabah (companions) of the Prophet, saaws
, the Taabi'een (followers) and the Taabi Taabi'een (followers of
the followers).



jauh drpd Rasulullah s.a.w ....



Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

alea13
WARGA SETIA
Menyertai: 05.01.2004
Ahli No: 6228
Posting: 1483
Dari: melaka

Melaka  


posticon Posting pada: 12-02-05 00:06


Quote:
namely the first three generations
of pious muslims during and after the revelation of the Qur'an
, i.e the Sahabah (companions) of the Prophet, saaws, the Taabi'een (followers) and the Taabi Taabi'een (followers of the followers).



Bookmark and Share

    


  Member Information For alea13Profil   Hantar PM kepada alea13   Pergi ke alea13's Website   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 12-02-05 00:31


Quote:

On 2005-02-07 11:46, masri wrote:
yg dimaksudkan dgn musyabihah ialah menyamakn zat allah dgn zat makhluk..akan tetapi apabila kita bertemu dgn ayat2 ttg beradanya Allah di atas arasy, tangan Allah maka hendaklah kita yakini bhw beradanya Allah di atas arasy tidaklah sama spt makhluk..krn Allah itu berlainan dgn sesuatu yg lain...

Pada sebuah athar sahih yang warid dari sahabat dan tabi'in iaitu ucapan Ummi Salamah radiahlahu 'anha dalam menjelaskan firman Allah:

اَلرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى.

"Allah bersemayam di atas 'ArasyNya",

Beliau (Ummi Salamah radiallahu 'anha) berkata:

"Al-Istiwa (bersemayam) itu tidak majhul (maklum/diketahui), caranya pula tidak diketahui (majhul) namun berikrar (berpegang) dengannya adalah keimanan dan menentangnya (tidak percaya bahawa Allah bersemayam) adalah kufur".[29]

Semasa Imam Malik rahimahullah ditanya tentang maksud ayat:

اَلرَّحْمَنٌ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

“Ar-Rahman (Allah) bersemayam di atas ‘Arasy.â€

Beliau menjawab:

اَلاِسْتِوَاءُ مَعْلُوْمٌ وَالْكَيْفُ مَجْهُوْلٌ وَالاِيْمَانُ بِه وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ.



"Al-Istiwa adalah sesuatu yang telah dimaklumi, (mempertanyakan) bagaimana (bentuk, rupa dan keadaannya) adalah mempertanyakan sesuatu yang majhul (tidak diketahui), mengimani perkara tersebut adalah wajib dan mempersoalkannya adalah merupakan suatu yang bid'ah
(Al-Akidah al-Wasitiyah)

sama jua dgn Allah mengetahui, melihat dan mendengar..manusia jua melihat, mendengar dan tahu..Tapi adakah semua zat Allah itu sama dgn makhluk..ia tidak krn Allah berlawanan dgn sesuatu yg lain...



jgn di salah ertikan kata kata imam malik r.h, imam malik sama sekali tidak menta'yin maksud ayat ayat tersebut. namun sukalah saya nak bertanya bagaimana pula pendapat anda ttg sesetengah pendapat yg mengatakan "Allah itu bersamayam di atas Arasy". Adakah ini konsep tafwidh? seperti yg kamu katakan? jika benar bersemayam di atas Arasy jd dimana Allah sebelum Arsy diciptakan?

Allah Maujud fi Bila Makan..

Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

masri
Warga 4 Bintang
Menyertai: 10.01.2004
Ahli No: 6370
Posting: 178
Dari: Tampin

Melaka  


posticon Posting pada: 12-02-05 00:45


Quote:

On 2005-02-12 00:31, Martyr wrote:
[quote]
On 2005-02-07 11:46, masri wrote:
yg dimaksudkan dgn musyabihah ialah menyamakn zat allah dgn zat makhluk..akan tetapi apabila kita bertemu dgn ayat2 ttg beradanya Allah di atas arasy, tangan Allah maka hendaklah kita yakini bhw beradanya Allah di atas arasy tidaklah sama spt makhluk..krn Allah itu berlainan dgn sesuatu yg lain...

Pada sebuah athar sahih yang warid dari sahabat dan tabi'in iaitu ucapan Ummi Salamah radiahlahu 'anha dalam menjelaskan firman Allah:

اَلرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى.

"Allah bersemayam di atas 'ArasyNya",

Beliau (Ummi Salamah radiallahu 'anha) berkata:

"Al-Istiwa (bersemayam) itu tidak majhul (maklum/diketahui), caranya pula tidak diketahui (majhul) namun berikrar (berpegang) dengannya adalah keimanan dan menentangnya (tidak percaya bahawa Allah bersemayam) adalah kufur".[29]

Semasa Imam Malik rahimahullah ditanya tentang maksud ayat:

اَلرَّحْمَنٌ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

“Ar-Rahman (Allah) bersemayam di atas ‘Arasy.â€

Beliau menjawab:

اَلاِسْتِوَاءُ مَعْلُوْمٌ وَالْكَيْفُ مَجْهُوْلٌ وَالاِيْمَانُ بِه وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ.



"Al-Istiwa adalah sesuatu yang telah dimaklumi, (mempertanyakan) bagaimana (bentuk, rupa dan keadaannya) adalah mempertanyakan sesuatu yang majhul (tidak diketahui), mengimani perkara tersebut adalah wajib dan mempersoalkannya adalah merupakan suatu yang bid'ah
(Al-Akidah al-Wasitiyah)

sama jua dgn Allah mengetahui, melihat dan mendengar..manusia jua melihat, mendengar dan tahu..Tapi adakah semua zat Allah itu sama dgn makhluk..ia tidak krn Allah berlawanan dgn sesuatu yg lain...



jgn di salah ertikan kata kata imam malik r.h, imam malik sama sekali tidak menta'yin maksud ayat ayat tersebut. namun sukalah saya nak bertanya bagaimana pula pendapat anda ttg sesetengah pendapat yg mengatakan "Allah itu bersamayam di atas Arasy". Adakah ini konsep tafwidh? seperti yg kamu katakan? jika benar bersemayam di atas Arasy jd dimana Allah sebelum Arsy diciptakan?

Allah Maujud fi Bila Makan..
[/quote]

itu saya pulangkan kepada Allah....bersemayam nya Allah diatas arasy bukanlah spt makhluk bersemayam..dan arasy Allah itu jgn difikir spt arasy makhluk krn setiap yg bersangkutan dgn zat Allah tidak akan dpt dibayang bahkan jika dibayang maka ia tidak benar sekali bayangan itu...


Bookmark and Share

    


  Member Information For masriProfil   Hantar PM kepada masri   Pergi ke masri's Website   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 12-02-05 00:59


jadi bagaimana kamu kata itu konsep tafwid... sedangkan kamu telah pun berikan maksud istawa itu sebagai maksud bersemayam.

Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 12-02-05 01:01


Quote:


itu saya pulangkan kepada Allah....bersemayam nya Allah diatas arasy bukanlah spt makhluk bersemayam..dan arasy Allah itu jgn difikir spt arasy makhluk krn setiap yg bersangkutan dgn zat Allah tidak akan dpt dibayang bahkan jika dibayang maka ia tidak benar sekali bayangan itu...




atas sebab itu konsep ta'wil di gunakan utk menghilangkan keraguan... rujuk sahaja kitab fathul bari apa kata kata al hafiz ttg ta'wil

Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

masri
Warga 4 Bintang
Menyertai: 10.01.2004
Ahli No: 6370
Posting: 178
Dari: Tampin

Melaka  


posticon Posting pada: 12-02-05 01:03


Quote:

On 2005-02-12 00:59, Martyr wrote:
jadi bagaimana kamu kata itu konsep tafwid... sedangkan kamu telah pun berikan maksud istawa itu sebagai maksud bersemayam.



bro martyr..itulh yg sayafhm ttg konsep tfwidh..jika salah konsep itu betulkan..tkalau itu bkn konsep tafwidhpun, saya berpegang spt yg saya tulis diatas...itulah yg saya pegang...

Bookmark and Share

    


  Member Information For masriProfil   Hantar PM kepada masri   Pergi ke masri's Website   Quote dan BalasQuote

masri
Warga 4 Bintang
Menyertai: 10.01.2004
Ahli No: 6370
Posting: 178
Dari: Tampin

Melaka  


posticon Posting pada: 12-02-05 01:05


Quote:

On 2005-02-12 01:01, Martyr wrote:
[quote]

itu saya pulangkan kepada Allah....bersemayam nya Allah diatas arasy bukanlah spt makhluk bersemayam..dan arasy Allah itu jgn difikir spt arasy makhluk krn setiap yg bersangkutan dgn zat Allah tidak akan dpt dibayang bahkan jika dibayang maka ia tidak benar sekali bayangan itu...




atas sebab itu konsep ta'wil di gunakan utk menghilangkan keraguan... rujuk sahaja kitab fathul bari apa kata kata al hafiz ttg ta'wil
[/quote]

saya tidak pernah menolak konsep takwil yg martyr kata itu..bahkan saya menghormati ulmaa' yg martyr sebut itu....tp saya ttp berpegang dgn pegangan saya itu..iaiatu saya menyerahkan maknanya kpd Allah SWT

Bookmark and Share

    


  Member Information For masriProfil   Hantar PM kepada masri   Pergi ke masri's Website   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 12-02-05 01:07


Quote:

On 2005-02-12 01:03, masri wrote:
bro martyr..itulh yg sayafhm ttg konsep tfwidh..jika salah konsep itu betulkan..tkalau itu bkn konsep tafwidhpun, saya berpegang spt yg saya tulis diatas...itulah yg saya pegang...


bagi saya itu jauh sekali dr konsep tafwidh, sedangkan kamu telah ta'yinkan. kata imam malik r.h itu sama sekali tidak menta'yinnya. ana bagi cth mudah.. perang.. apa yg kita fahami boleh jadi dua maksud perang - warna dan perang - peperangan.

konsep takwil yg di ketengahkan untuk menghilangkan keraguan kita lihat bagaimana istawa' di takwilkan. ia ditakwilkan sebagai menguasai. jadi adakah menguasai itu sifat makhluk? sedangkan kamu kata istawa itu bersemayam tapi bukan seperti makhluk, jadi di mana letaknya konsep tafwidh?

[ Posting ini telah di edit oleh: Martyr pada 2005-02-12 01:08 ]

Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

rahabiah
Warga 3 Bintang
Menyertai: 18.11.2003
Ahli No: 5217
Posting: 76

egypt   avatar


posticon Posting pada: 12-02-05 01:09




Ana tidak gemar bedebat perkara sebegini. Bila menyentuh perkara asas tauhid ni berhati-hatilah.. Ana ulang sekali lagi posting ana sebelum ini: Tolong jangan disebarkan permasalahan ini di kalangan masyarakat sewenang-wenangnya. Kelak menegelirukan. Jika anda betul2 berilmu, pergilah berjumpa tok-tok mufti dan jabatan agama di tempat anda, dan berbincanglah dengan mereka. Jangan setakat copy n paste dari mana-mana orang dan mengelirukan pula masyarakat lain. Bertaqwalah kepada Allah...

Bookmark and Share

    


  Member Information For rahabiahProfil   Hantar PM kepada rahabiah   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 12-02-05 01:12



الإستواء معلمو والكيف مجهول


Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 12-02-05 01:14


Quote:

Ana tidak gemar bedebat perkara sebegini. Bila menyentuh perkara asas tauhid ni berhati-hatilah.. Ana ulang sekali lagi posting ana sebelum ini



Ana pun..agak bahaya perkara2 nih....dan kene penuh berhati hati..hmmm..harap semua yg posting kat sini sama2 berlapang dada..dan yang melihat posting ni..sama2 lah kaji semua..dan tanyer kan pada yg pakar pakar



ana memohon maaf jikalau ada tersilap 'type',terkasar bahasa,tersalah beri maklumat dan apa jua kesilapan

mana yg salah dr ana..mana yg baik tu dr Allah s.w.t

Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

masri
Warga 4 Bintang
Menyertai: 10.01.2004
Ahli No: 6370
Posting: 178
Dari: Tampin

Melaka  


posticon Posting pada: 12-02-05 01:22


Quote:

On 2005-02-12 01:12, Martyr wrote:

الإستواء معلمو والكيف مجهول




hah inilah yg saya ingin sebutkan......
ni masuk dlm konsep apa bro martyr......
boleh x bro martyr bg peneranagn skit ttg tafwidh n takyin td....

Bookmark and Share

    


  Member Information For masriProfil   Hantar PM kepada masri   Pergi ke masri's Website   Quote dan BalasQuote

ainul_qalby
Warga 3 Bintang
Menyertai: 09.07.2004
Ahli No: 9914
Posting: 109
Dari: alam_sufly

turkey  


posticon Posting pada: 12-02-05 01:25


Salam.
Gara-gara tidak meneliti tulisan sendiri maka benang yg basah masih lg nk ditegangkan.
kepada umum manusia yg menulis dan mengatakan : SAYA BERPEGANG BAHAWA ALLAH BERSEMAYAM DI ATAS ARASH TAPI TAK SEPERTI MAKHLUK2NYA mahukan anda menerima kenyataan bahawa: Allah itu zalim tetapi tidak seperti kezaliman makhluk2Nya, Allah itu jahil tapi tidak seperti jahil makhluk2Nya??!!.

kalau dah tahu semayam itu bermakna duduk watpe lagi nk diitlaqkan kepada yg tak bersifat dan tak pernah menyatakan sifatNya adalah bersemayam?!.

Skrg sy nk sama2 kita fhmnkan secara ringkas :
1-jahil
2-zalim
3-bersemyam (semayam)

Ketiga-tiga sifat ini adalah mustahil bg Allah dan tidak harus diitlaqkan kpd Allah krn:
1- Jahil adalah salah satu sifat yg kurang dan lemah, zalim juga adalah sifat yang jelek dan jahat, bersemayam pula adalah sifat bagi yang berjisim sedangkan Allah tidak berjisim krn bersemayam adalah bermakna duduk yang mana ianya tidak akan berlaku kecuali pada zat sesuatu yg mempunyai dua bahagian sedangkan Allah itu Esa.
2- Jahil adalah sifat yg telah dinafikan oleh Allah ta'ala sendiri dlm byk ayat.Begitu juga 'zalim', Allah ta'ala sendiri telah menafikan dgn firmanNya yg berbunyi " Wa ma robbuka bi zhollamin lil 'abid"
: Dan tidaklah Tuhanmu (Allah) zalim keatas hamba-hambaNYa.
Begitu jugalah 'bersemayam' Allah ta'ala telah menafikannya secara umum dgn firmannya yg berbunyi
" Laisa kamithlihi syai ".

3- Jahil tidak pernah dinyatakan oleh nas bhw ianya adalah sifat bagi Allah, begitu juga zalim tidak pernah pula Allah menyifatkan diriNya sendiri sebagai penzalim, begitu jugalah bersemayam tidak ada suatu ayat atau hadith bahkan hadith yg dhoif sekali pun tidak pernah menyatakan bhw Allah bersemayam, yg ada istawa, bukan bersemayam, bukan duduk dan bukan bertetapan.

Fahamilah alquran mengikut bahasa yg diturunkan.'Istawa' ada lebih 13 makna diantara maknanya layak bg Allah dan diantaranya tidak layak bg Allah seperti duduk @ bersemayam.maka bersemayam ada ke sampai byk gitu??.
bilama mentafsir alquran pilihlah yg layak bg Allah jgn konon kata tidak menyamakan Allah dgn makhlukNya tiba2 ta'yinkan Allah itu bersemayam.

So sifat JAHIL,ZALIM,BERSEMAYAM adalah mustahil bagi Allah.
----------------
Kutip riwayat Imam malik kata : "Al-Istiwa adalah sesuatu yang telah dimaklumi, (mempertanyakan) bagaimana (bentuk, rupa dan keadaannya) adalah mempertanyakan sesuatu yang majhul (tidak diketahui)...kat mana??
Inilah padahnya bila ilmu agama main kutip2 gitu jek. Sy mintak pd yg meriwayatkan dr imam malik kata2 yg berbunyi
" Istiwa ma'lum wal kaifu majhul..." agar menyatakan siapa perawi kata2 ini dan apakah martabatnya.Krn yg sy tahu imam malik kata dlm hal nie berbunyi " Al-istiwa ghoirul majhul wal kaifu ghoiru ma'qul ".Jgn kata takde beza maknanya dr riwayat yg sy nyatakan dgn apa yg anda bwk
( main kutip2 tu).Tetap ada bezanya bila mana kita benar2 menghayati makna yg tersurat.Sy akan nyatakan seorg demi seorg yg meriwayatkan kata Imam malik itu dgn sanad sekali bila mana anda bwk riwayat yg kononnya disandarkan pd imam malik tu.
Kpd siapa yg menyayangi imam-imam islam plzlah jgn mengfitnah mrk ..plzzz.

wallahu a'lam wa a'la

Bookmark and Share

    


  Member Information For ainul_qalbyProfil   Hantar PM kepada ainul_qalby   Quote dan BalasQuote

masri
Warga 4 Bintang
Menyertai: 10.01.2004
Ahli No: 6370
Posting: 178
Dari: Tampin

Melaka  


posticon Posting pada: 12-02-05 02:01


Quote:

On 2005-02-12 01:25, ainul_qalby wrote:
Salam.
Gara-gara tidak meneliti tulisan sendiri maka benang yg basah masih lg nk ditegangkan.
kepada umum manusia yg menulis dan mengatakan : SAYA BERPEGANG BAHAWA ALLAH BERSEMAYAM DI ATAS ARASH TAPI TAK SEPERTI MAKHLUK2NYA mahukan anda menerima kenyataan bahawa: Allah itu zalim tetapi tidak seperti kezaliman makhluk2Nya, Allah itu jahil tapi tidak seperti jahil makhluk2Nya??!!.

kalau dah tahu semayam itu bermakna duduk watpe lagi nk diitlaqkan kepada yg tak bersifat dan tak pernah menyatakan sifatNya adalah bersemayam?!.

Skrg sy nk sama2 kita fhmnkan secara ringkas :
1-jahil
2-zalim
3-bersemyam (semayam)

Ketiga-tiga sifat ini adalah mustahil bg Allah dan tidak harus diitlaqkan kpd Allah krn:
1- Jahil adalah salah satu sifat yg kurang dan lemah, zalim juga adalah sifat yang jelek dan jahat, bersemayam pula adalah sifat bagi yang berjisim sedangkan Allah tidak berjisim krn bersemayam adalah bermakna duduk yang mana ianya tidak akan berlaku kecuali pada zat sesuatu yg mempunyai dua bahagian sedangkan Allah itu Esa.
2- Jahil adalah sifat yg telah dinafikan oleh Allah ta'ala sendiri dlm byk ayat.Begitu juga 'zalim', Allah ta'ala sendiri telah menafikan dgn firmanNya yg berbunyi " Wa ma robbuka bi zhollamin lil 'abid"
: Dan tidaklah Tuhanmu (Allah) zalim keatas hamba-hambaNYa.
Begitu jugalah 'bersemayam' Allah ta'ala telah menafikannya secara umum dgn firmannya yg berbunyi
" Laisa kamithlihi syai ".

3- Jahil tidak pernah dinyatakan oleh nas bhw ianya adalah sifat bagi Allah, begitu juga zalim tidak pernah pula Allah menyifatkan diriNya sendiri sebagai penzalim, begitu jugalah bersemayam tidak ada suatu ayat atau hadith bahkan hadith yg dhoif sekali pun tidak pernah menyatakan bhw Allah bersemayam, yg ada istawa, bukan bersemayam, bukan duduk dan bukan bertetapan.

Fahamilah alquran mengikut bahasa yg diturunkan.'Istawa' ada lebih 13 makna diantara maknanya layak bg Allah dan diantaranya tidak layak bg Allah seperti duduk @ bersemayam.maka bersemayam ada ke sampai byk gitu??.
bilama mentafsir alquran pilihlah yg layak bg Allah jgn konon kata tidak menyamakan Allah dgn makhlukNya tiba2 ta'yinkan Allah itu bersemayam.

So sifat JAHIL,ZALIM,BERSEMAYAM adalah mustahil bagi Allah.
----------------
Kutip riwayat Imam malik kata : "Al-Istiwa adalah sesuatu yang telah dimaklumi, (mempertanyakan) bagaimana (bentuk, rupa dan keadaannya) adalah mempertanyakan sesuatu yang majhul (tidak diketahui)...kat mana??
Inilah padahnya bila ilmu agama main kutip2 gitu jek. Sy mintak pd yg meriwayatkan dr imam malik kata2 yg berbunyi
" Istiwa ma'lum wal kaifu majhul..." agar menyatakan siapa perawi kata2 ini dan apakah martabatnya.Krn yg sy tahu imam malik kata dlm hal nie berbunyi " Al-istiwa ghoirul majhul wal kaifu ghoiru ma'qul ".Jgn kata takde beza maknanya dr riwayat yg sy nyatakan dgn apa yg anda bwk
( main kutip2 tu).Tetap ada bezanya bila mana kita benar2 menghayati makna yg tersurat.Sy akan nyatakan seorg demi seorg yg meriwayatkan kata Imam malik itu dgn sanad sekali bila mana anda bwk riwayat yg kononnya disandarkan pd imam malik tu.
Kpd siapa yg menyayangi imam-imam islam plzlah jgn mengfitnah mrk ..plzzz.

wallahu a'lam wa a'la



saye berpegang dgn sifat2nya yg disebut dlm alquran..Allah zalim, jahil ada sebutke dlm alquran....
al-istiwa ada sebut dlm alquarn..saya dah terang bgmana saya beriman dgn maksud istiwa...kalau anda mahu takwil takwilah..saya x kan kata anda sesat n terkelaur dr ahlussunnah wal jamaah...


Bookmark and Share

    


  Member Information For masriProfil   Hantar PM kepada masri   Pergi ke masri's Website   Quote dan BalasQuote

Islamic_prince88
WARGA SETIA
Menyertai: 25.05.2004
Ahli No: 9164
Posting: 587

KualaLumpur   avatar


posticon Posting pada: 12-02-05 02:55




[ Posting ini telah di edit oleh: Islamic_prince88 pada 2005-02-12 03:02 ]

Bookmark and Share

    


  Member Information For Islamic_prince88Profil   Hantar PM kepada Islamic_prince88   Pergi ke Islamic_prince88's Website   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 16-03-05 16:00


Quote:

----------------
Kutip riwayat Imam malik kata : "Al-Istiwa adalah sesuatu yang telah dimaklumi, (mempertanyakan) bagaimana (bentuk, rupa dan keadaannya) adalah mempertanyakan sesuatu yang majhul (tidak diketahui)...kat mana??
Inilah padahnya bila ilmu agama main kutip2 gitu jek. Sy mintak pd yg meriwayatkan dr imam malik kata2 yg berbunyi
" Istiwa ma'lum wal kaifu majhul..." agar menyatakan siapa perawi kata2 ini dan apakah martabatnya.Krn yg sy tahu imam malik kata dlm hal nie berbunyi " Al-istiwa ghoirul majhul wal kaifu ghoiru ma'qul ".Jgn kata takde beza maknanya dr riwayat yg sy nyatakan dgn apa yg anda bwk
( main kutip2 tu).Tetap ada bezanya bila mana kita benar2 menghayati makna yg tersurat.Sy akan nyatakan seorg demi seorg yg meriwayatkan kata Imam malik itu dgn sanad sekali bila mana anda bwk riwayat yg kononnya disandarkan pd imam malik tu.
Kpd siapa yg menyayangi imam-imam islam plzlah jgn mengfitnah mrk ..plzzz.

wallahu a'lam wa a'la



يا أبا عبدالله : الرحمن على العرش استوى كيف استواؤه؟
قال : فاطرق مالك واخذته الرحضاء ثم رفع رأسه فقال:
الرحمن على العرس استوى كما وصف نفسه، ولا ىقال كيف و كيف عنه مرفوع وأنت رجل سؤء صاحب بدعة أخرجوه. قال فأخرج الرجل. Al - Baihaqi: Asma Was Sifat


[ Posting ini telah di edit oleh: Martyr pada 2005-03-16 16:02 ]

Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 16-03-05 16:12


ada tak ainul nanti pi carik ek.. jgn tuduh sembrono jerk....watcha...
erm... kalau yg pandai tu leh la bukak tafsir tafsir al Quran dengan Hadith dan Atsar... sila rujuk tafsir tafsir ini dalam Suran Al Maidah ayat 54 ada menceritakan ttg al Imam Abul Hassan Asya'ari. ... masri dan islamicprince sila rujuk tafsir tersebut...utk melihat kebenaran ttg aliran Asya'irah yang di bahaskan dlm surah tersebut.. jgn dok carik tafsir lain plak... tak kena tmpt nanti..huhuhu
jgn plak buat buat tak tau plak tafsir alQuran dengan Hadith dan Atsar ni tafsir mana satu.. Ibnu kathir ka, at Tabari ka, Qurtubi ka...Azhar ka..Ar Rozi ka,,Jalalain ka..As Suyuthi ka..Nisabury ka...Zamakhsyary ka...Kasyi ka...Maraghi ka.. ek...watcha...

Ainul leh cek tgk MAqalat al Kauthari - Imam al Kawthari
tak pun Ruh al Bayan Syaikh Ismail Haqqi al Brousawi nyeh nyeh...

Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

ainul_qalby
Warga 3 Bintang
Menyertai: 09.07.2004
Ahli No: 9914
Posting: 109
Dari: alam_sufly

turkey  


posticon Posting pada: 21-03-05 01:58


Assalamu^alaykum

Perhatikan betul2 nukilan dr imam malik yg mana sy kata depa main kutip2 jek...
(istiwa ma'lum wa kaifu majhul)..kata2 ini takde sanad yg sahih dr imam malik..manakala kata2 nukilan dr beliau ( istiwa kama wasafa nafsahu wala yuqalu kaif wa kaifu 'anhu marfu') memang ada dan riwayat dr beliau (Al-istiwa ghoirul majhul wal kaifu ghoiru ma'qul ) pun ade sanad nya yg sahih riwayat imam baihaqi dlm kitab beliau AlAsma Wa Assifat cetakan Dar ihya turath Al'araby Beirut mukasurat 408...kedua2 yg diatas ada dlm tu.
yg sy pertikaikan riwayat yg tak sohih yg disandarkan pd imam malik mengenai isu 'istawa' yg kononnya berbunyi ' istiwa ma'lum wa kaifu majhul' ini yg tak sohih nye...apelaa...
main waccha waccha pun kena teliti dek oi..

Yg penting Allah tak pernah nyatakan yg Dia bersemayam diatas arash sama ada dr ayat alquran mahupun hadith.Yg ade 'istawa' dan istawa bila disandarkan bg Allah tidak bermakna semayam atau duduk bahkan perlulah ditafsirkan dgn apa yg layak bagi Allah seperti menguasai (qoharo) atau sebagainya.

Allahu maujudun bila makan

Allah Ada Tanpa Bertempat ( bukan berada dilangit mahupun diatas arash)

Allah Exists Without A Place.

Belilah sticker nie..aku jumpa ade jual diKL..power tuuuu

Bookmark and Share

    


  Member Information For ainul_qalbyProfil   Hantar PM kepada ainul_qalby   Quote dan BalasQuote

ummimq

Menyertai: 17.09.2003
Ahli No: 3613
Posting: 3616
Dari: Johor

Johor   avatar


posticon Posting pada: 21-03-05 04:34


Wa'alaikumussalam wr wb
Assalamu'alaikum wr wb

Alhamdulillah umi sekedar ingin nak share ilmu dengan anak-anak di sini -

Ummi bertanya:

mazhab ini paling jelas mengikut salaf


Komentar

Dakwaan yg mengatakan hanya madzhab Hanbali yg paling jelas mengikut Salaf adalah kurang tepat. Ini kerana madzhab2 yg lain pun berusaha sedaya mungkin mengikut salaf juga kerana salaf ini adalah luas. Madzhab Hanafi yg berkembang di Iraq pun salafi juga kerana mengikut salaf yg Ra'yi (rasio), manakala madzhab Maliki juga salaf kerana mengikuti salafi Madinah, manakala madzhab Syafi'iy menggabungkan salafi hadis dan salafi Ra'yi kerana Imam Syafi'iy berguru dgn aliran salafi ra'yi dan hadis. Jadi dakwaan adanya madzhab atau aliran yg paling jelas mengikut salaf agak misleading atau boleh disalahertikan.

sekian
thtl

http://al-ahkam.net/forum2/viewtopic.php?p=35387#35387

-----------------


Bookmark and Share

    


  Member Information For ummimqProfil   Hantar PM kepada ummimq   Pergi ke ummimq's Website   Quote dan BalasQuote

alea13
WARGA SETIA
Menyertai: 05.01.2004
Ahli No: 6228
Posting: 1483
Dari: melaka

Melaka  


posticon Posting pada: 21-03-05 06:45


Quote:
Jadi dakwaan adanya madzhab atau aliran yg paling jelas mengikut salaf agak misleading atau boleh disalahertikan





dakwaan mazhab mana yg plg benar hanya berlaku bg pengikut2 yg terlampau ta'sub dgn imam mereka.. tp skrg rasanya dah hampir tiada..

yg tinggal hanya golongan yg mendakwa mengikut jejak salafussoleh tanpa cenderung pd mana2 mazhab tp byk membid'ah & menyesatkan mereka yg tdk sealiran.. jadi siapa yg 'agak misleading' sbnr nya yer..??

Allahu a'lam..



[ Posting ini telah di edit oleh: alea13 pada 2005-03-24 05:20 ]

Bookmark and Share

    


  Member Information For alea13Profil   Hantar PM kepada alea13   Pergi ke alea13's Website   Quote dan BalasQuote

Martyr
:WARGA AWAL BERJASA:
Menyertai: 31.10.2003
Ahli No: 4810
Posting: 1099
Dari: Hujung Sana

yemen  


posticon Posting pada: 24-03-05 09:47


Quote:

On 2005-03-21 01:58, ainul_qalby wrote:
Assalamu^alaykum

Perhatikan betul2 nukilan dr imam malik yg mana sy kata depa main kutip2 jek...
(istiwa ma'lum wa kaifu majhul)..kata2 ini takde sanad yg sahih dr imam malik..


oo mmg la takde..wathca....

ooo meh jumpa di gombak.. ada jual... RM5 awat nak kat stikar tu.. cek ada ni uhuhu.... tp bukan pelekat kat reta la.. nyeh nyeh.. pelekat kat dinding ka... buleh laa...

قال سيدنا علي :
كان الله ولا مكان و هو الآن على ما عليه كان
"ٍSesungguhnya Allah telah ada dan tempat itu tiada, Dia sekarang seperti mana keadaan asal-Nya"
"إن الله خلق العرش إظهارًا لقدرتِهِ ولم يتَّخذْهُ مكانا لذاتِهِ"
ٍ
""Sesungguhnya Allah mencipta Arasy untuk menzahirkan kekuatan-Nya, bukan sebagai tempat untuk zat-Nya"
قال الإمام احمد الرفاعي :
غا ية المغفرة بالله اَلإيقانُ بوجوده تعالى بلا كيف ولا مكان
""Setinggi-tinggi makrifatuLlah adalah dengan menyakini bawah Allah wujud tanpa bentuk dan tempat."

Jannah dan Naar adalah dua makhluk Allah yang kekal, tak akan punah dan binasa. Sesungguhnya Allah telah menciptakan keduanya sebelum menciptaan makhluk lain dan Allah-pun menciptakan penghuni bagi keduanya.

[1] al-Farqu baina al-firaq
[2] ibid
[3] aqidah thohawiyah


Bookmark and Share

    


  Member Information For MartyrProfil   Hantar PM kepada Martyr   Pergi ke Martyr's Website   Quote dan BalasQuote

u_medina
Warga 2 Bintang
Menyertai: 21.02.2004
Ahli No: 7453
Posting: 59
Dari: penang

PulauPinang   avatar


posticon Posting pada: 21-09-05 12:13


Assalamu`alaikum,
di sini saya rasa perlu kepada sedikit penerangan iaitu ahl fiqh mesir syeikh Assoo`idi menyatakan:الأزهري أبو الهدى الصعيدي يجهر بالحق

يقو الشيخ الدكتور عبدالرحمن بن راتب عميرة المصري في كتابه القيم

(وحين تتضح حقيقة الدعوة ، وتكشف الافتراءات ، فيكون للعلماء موقف آخر ، خذ هذا المثال:
( وقال العالم الأزهري الكبير الشيخ "أبو الهدى الصعيدي" عام 1815م بعد أن انتهى من مناظرة قامت بينه وبين بعض علماء الوهابيين بأمر محمد علي والي مصر في ذلك الحين:
" إذا كانت الوهابية كما سمعنا وطالعنا فنحن أيضاً وهابيون
`Amirah mesir dari Abd Rahman Raatib berkata kami juga Wahhabiyun, iaitu bersandar kepada dakwah kembali kepada salaf imam muhammad abd wahhab. berdasarkan faham salaf:

(1). Berkata al-Imam Abu Hanifah rahimahullah: "Sesiapa mengingkari sesungguhnya Allah berada di atas langit, maka sesungguhnya dia telah kafir. Adapun terhadap orang yang tawaqquf (diam) dengan mengatakan. saya tidak tahu apakah Tuhanku di langit atau di bumi? Berkata al-Imam Abu Hanifah: Sesungguhnya dia telah kafir kerana Allah telah berfirman: lah-Rahman di atas Arasy al Istiwa"Lihat: Mukhtasar al-Ulum, Hlm. 137. Imam Az-Zahabi.

(2). Berkata Al-Imam Malik rahimahulla:

"Allah berada di atas langit sedangkan ilmuNya di tiap-tiap tempat (di mana-mana), tidak tersembunyi sesuatupun daripadaNya" Ibid. Hlm. 140

(3). Berkata al-Imam as-Syafie rahimahullah: "Sesungguhnya Allah di atas ArasyNya dan ArsyNya di atas langit" Ibid. 179.

(4). Berkata al-Imam Ahmad Bin Hambal rahimahullah: "Benar! Allah di atas Arasy-Nya dan tidak sesiapapun yang tersembunyi daripada pengetahuanNya"Ibid. 188

(5). Athar Imam Ibnu Khuzaimah pula menjelaskan: "Barangsiapa tidak menetapkan Allah Ta'ala di atas ArasyNya dan Allah istiwa di atas tujuh langitNya, maka ia telah kafir dengan Tuhannya".Lihat: Ma'rifah Ulum al-Hadis. Hlm. 84. Riwayat yang sahih, dikeluarkan oleh al-Hakim.

(6). Athar Syaikhul Islam Abdul Qadir al-Jailani rahimahullah menjelaskan: "Tidak boleh mensifatkanNya bahawa Ia berada di tiap-tiap tempat. Bahkan (wajib) mengatakan: Sesungguhnya Ia di atas langit (yakni) di atas Arasy sebagaimana Ia telah berfirman: lah-Rahman di atas Arasy, Ia beristiwa. Dan patutlah memutlakkan sifat istiwa tanpa takwil, sesungguhnya Allah istiwa dengan ZatNya di atas Arasy. KeadaanNya di atas Arasy disebut pada tiap-tiap kitab yang Ia turunkan kepada tiap-tiap Nabi yang Ia utus tanpa (bertanya): Bagaimana caranya (Allah istiwa di atas Arasy-Nya)?"LIhat: Fatawa Hamwiyah Kubra. Hlm. 84.

(7). Berkata al-Imam Abul Hasan al-Asy`hari rahimahullah: "Di atas langit-langit itulah Arasy, maka tatkala Arasy berada di atas langit-langit Allah berfirman: Apakah kamu merasa aman terhadap Zat yang berada di atas langit? Sesungguhnya Ia istiwa (bersemayam) di atas Arasy yang berada di atas langit dan tiap-tiap yang tinggi itu dinamakan 'As-Sama (langit), maka Arasy berada di atas langit. Bukanlah yang dimaksudkan di dalam firman: Apakah kamu merasa aman terhadap Zat yang berada di atas langit? Bukan di seluruh langit! Tetapi ArasyNya yang berada di atas langit."Lihat: Al-Ibanah an-Usul ad-Dianah. Hlm. 48

Dari hujah-hujah di atas amatlah jelas, bahawa larangan mentakwil terhadap sifat-sifat Allah oleh Syeikhul Islam Ibn Taimiyah, ianya nyata disepakati oleh seluruh ulama muktabar dari kalangan Imam-Imam mazhab fikeh dan akidah yang antara mereka ialah Maliki, Hambali, Hanafi, as-Syafie, Abu Hasan al-Asy’hari, Ibn Khuzaima dan lain-lainnya

Berkata pula Imam Ibnu Khuzaimah (dari kalaangan ulama as-Syafieyah):

"Kami beriman dengan khabar dari Allah Jalla wa-'Ala sesungguhnya Pencipta kami Ia beristiwa (bersemayam) di atas ArasyNya. Kami Tidak mengganti/mengubah kalam (firman) Allah dan kami tidak akan mengucapkan perkataan yang tidak pernah dikatakan (Allah) kepada kami sebagaimana (perbuatan kaum) yang menghilangkan sifat-sifat Allah seperti golongan Jahmiyah yang pernah berkata: Sesungguhnya Dia istawla (menguasai) ArasyNya bukan istiwa! (bersemayam). Maka mereka telah mengganti perkataan yang tidak pernah dikatakan (Allah) kepada mereka, ini menyerupai perbuatan Yahudi tatkala diperintah mengucapkan: Hithtatun (Ampunkanlah dosa-dosa kami), tetapi mereka mengucapkan (mengubah): Hinthah (makanlah gandum)! Mereka (kaum Yahudi) telah menyalahi perintah Allah Yang Maha Agung dan Maha Tinggi maka seperti itulah (perbuatan kaum) Jahmiyah".Lihat: Kitabut Tauhid fi ithbatis Sifat. Hlm. 101. Ibnu Khuzaimah.

Dalam kitab agungn sunan al-tirmidzi(tahqiq ahmad syakir dan rakan2: dar al-hadith,kaherah 1999, jilid 3 masa 33,kitab zakat,bab tentang keutamaan bersedekah) berkata abu `isa al-tirmidzi: padahal berkata ishaq bin ibrahim(muhaddith taabi`en,lahir 161h): sesungguhnya yang dianggap tasybih hanyalah apabila seseorang berkata TANGAN sepertimana TANGAN ,PENDENGARAN sepertimana PENDENGARAN Justeru apabila seseorang berkata PENDENGARAN sepertimana PENDENGARAN maka barulah iadianggap sebagai penyerupaan. Namun apabila seseorang berkata sebagaimana firman Allah ta`ala dalam kitabnya: TANGAN dan PENDENGARAN dan PENGLIHATAN tanpa dipersoalkan bentuk ,ciri2 dan tatacara nya(kaifiat) dan tidak dikatakan seumpama pendengaran makhluq dantidak juga dikatakan seperti pendengaran makhluq maka ini tidak dianggap sebagai penyerupaan.Malah ia adalah sepertimana firman Allah ta`ala:dan tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dia-lah yang maha mendengar lagi maha melihat(al-syura 42:11

bukan bererti berlaku tasybih bila berkata Allah beristiwa` kerana Allah sendiri yang menyatakannya.bila dikatakan istiwa` seperti.......maka baru berlaku tasybih.Wallhu`alam
[ Telah diedit oleh: u_medina pada 21-09-05 13:30 ]


Bookmark and Share

    


  Member Information For u_medinaProfil   Hantar PM kepada u_medina   Quote dan BalasQuote

u_medina
Warga 2 Bintang
Menyertai: 21.02.2004
Ahli No: 7453
Posting: 59
Dari: penang

PulauPinang   avatar


posticon Posting pada: 21-09-05 13:31


Assalamu`alaikum,

Albuuthi ketika ditanya di seminar fatwa asian oleh timbalan mufti pahang beliau berkata:Iman Abul Hasan Al Asy`hari :laa awwala ka ma fil ibaanah.( Imam Abul Hasan Al Asy`hari tidak mentakwil sepertimana dalam Ibaanah)sila rujuk mufti negeri masing2 semua mufti hadir seminar itu. ini bersesuaian dengan:

ولا يقالُ إنّ يدَهُ قدرتُهُ أو نعمتُهُ، لأنَّ فيهِ إبطالُ الصفةِ، وهوَ قولُ أهلِ القَدَرِ والإعتزالِ،
berkata Abu hanifah dalam kitab al-fiqh al-akhbar( tahqiq `ali muhammad dandal: dar al-kutub al-ilmiah,beirut1995) :
dan apa yang disebut oleh Allah ta`ala dalam Al-quran daripada
sebutan wajah dan tangan dan diri, maka ia adalah sifat2 bagiNya tanpa m`persoalkan bentuk,ciri2 dan tatacara(kaifiat).dan TIDAK BOLEH DIKATAKAN BAHAWA TANGANNYA ADALAH KUASANYA(KUDRAT)ATAU NIKMATNYA KERANA PADANYA TERDAPAT PEMBATALAN SIFAT.dan itu adalah pendapat qadariah dan muktazilah.

Maka fahaman Asya`irah atau Maturidi bukannya sesat cuma terdapat sedikit kesilapan. Dilarang kita menghukum sesuka hati. Albani mengarang kitab "Jangan Mengkafirkan Saudara Anda" yang mengecam pengkafiran sesuka hati. seeloknya kita ambil nasihat larangan imam Abu Hanifah dan mencontohi Imam Abul Hasan Al Asy`hari di atas.

Wallahu`alam

Bookmark and Share

    


  Member Information For u_medinaProfil   Hantar PM kepada u_medina   Quote dan BalasQuote

mawa
WARGA SETIA
Menyertai: 29.08.2004
Ahli No: 10790
Posting: 872
Dari: Atas Angin

Kedah   avatar


posticon Posting pada: 24-09-05 16:02


!!! QUOTE !!!

Ummi bertanya:

mazhab ini paling jelas mengikut salaf

Komentar

Dakwaan yang mengatakan hanya madzhab Hanbali yang paling jelas mengikut Salaf adalah kurang tepat. Ini kerana madzhab2 yang lain pun berusaha sedaya mungkin mengikut salaf juga kerana salaf ini adalah luas. Madzhab Hanafi yang berkembang di Iraq pun salafi juga kerana mengikut salaf yang Ra'yi (rasio), manakala madzhab Maliki juga salaf kerana mengikuti salafi Madinah, manakala madzhab Syafi'iy menggabungkan salafi hadis dan salafi Ra'yi kerana Imam Syafi'iy berguru dengan aliran salafi ra'yi dan hadis. Jadi dakwaan adanya madzhab atau aliran yang paling jelas mengikut salaf agak misleading atau boleh disalahertikan.


yang jelas... pengaruh Wahabi semakin berkurangan pada hari ini di seluruh dunia!

Bookmark and Share

    


  Member Information For mawaProfil   Hantar PM kepada mawa   Quote dan BalasQuote

u_medina
Warga 2 Bintang
Menyertai: 21.02.2004
Ahli No: 7453
Posting: 59
Dari: penang

PulauPinang   avatar


posticon Posting pada: 27-09-05 18:23


a`kum,
minta jasa baik saudari/saudara mawa dapat memberi bantahan kepada syeik soo`idi yang menegaskan kami juga wahhabyun, imam tirmizi yang mempertahankan perlu dikatakan sifat Allah sepertimana Allah sendiri katakan walaupun pada logiknya menyerupai tasybih dan imam abu hanifah yang memberi fatwa tegas melarang yad(tangan Allah) dikatakan kuasa serta tegasan Al Booti yang mengatakan imam Abul Hasan Al asyari tidak mentakwil sepertimana dalam ibaanah. segala jasa diakhiri dengan jazak Allah kathir..wassalam
[ Telah diedit oleh: u_medina pada 29-09-05 12:10 ]


Bookmark and Share

    


  Member Information For u_medinaProfil   Hantar PM kepada u_medina   Quote dan BalasQuote

syahbi
Warga 4 Bintang
Menyertai: 08.03.2005
Ahli No: 14983
Posting: 250
Dari: Skudai

Johor  


posticon Posting pada: 28-09-05 17:44


Tumpang lalu...... :-),tak boleh nak cakap apa-apa..sebab saya kurang ilmu dalam hal macam ini....cuma satu saja yang saya minta...kena ikhlas..wassalam


-----------------
"CaRiLaH KaSiH InsaN DemI CinTa TuHAn"
[ Telah diedit oleh: syahbi pada 28-09-05 17:48 ]


Bookmark and Share

    


  Member Information For syahbiProfil   Hantar PM kepada syahbi   Quote dan BalasQuote

ummimq

Menyertai: 17.09.2003
Ahli No: 3613
Posting: 3616
Dari: Johor

Johor   avatar


posticon Posting pada: 29-09-05 13:39


Wa'alaikumussalam wrt wbt
Assalamu'alaikum wrt wbt

Alhamdulillah sekedar berkongsi ilmu bersama anak-anak ya -

1- Orang awam tidak ada mazhab. Mazhabnya adalah mazhab muftinya. Keadaan orang awam berpegang kepada mazhab2 tertentu adalah perkara yang tabi'i.

2. Penuntut ilmu yang baru belajar yang tidak dapat membezakan antara pendapat yang sahih dan dha'if. Mereka boleh berpegang dengan apa yang didengar dari syeikhnya.

3. Penuntut ilmu yang belajar Feqh muqaran, dapat mengetahui dalil-dalil setiap imam dan mampu membezakan antara pendapat yang kuat dan lemah, maka ketika itu tidak wajar baginya bertaklid.

http://al-ahkam.net/home/index.php?name=MDForum&file=viewtopic&t=29112

Wallahuta'ala a'lam bissawab
Wassalamu'alaikum wrt wbt
ummimq
ps - kejahilan itu dibuat lalu menimbulkan rasa sedih adalah lebih baik daripada kebaikan yang menimbulkan rasa takabur.

Bookmark and Share

    


  Member Information For ummimqProfil   Hantar PM kepada ummimq   Pergi ke ummimq's Website   Quote dan BalasQuote

Member Messages

Forum Search & Navigation

 

Log in to check your private messages

Silakan Login atau Mendaftar





  


 

[ Carian Advance ]

Jum ke Forum 




Datacenter Solution oleh Fivio.com Backbone oleh JARING Bukan Status MSCMyPHPNuke Portal System

Disclaimer: Posting dan komen di dalam Portal Komuniti Ukhwah.com ini adalah menjadi hak milik ahli
yang menghantar. Ia tidak menggambarkan keseluruhan Portal Komuniti Ukhwah.com.
Pihak pengurusan tidak bertanggung jawab atas segala perkara berbangkit
dari sebarang posting, interaksi dan komunikasi dari Portal Komuniti Ukhwah.com.


Disclaimer: Portal Komuniti Ukhwah.com tidak menyebelahi atau mewakili mana-mana parti politik
atau sebarang pertubuhan lain. Posting berkaitan politik dan sebarang pertubuhan di dalam laman web ini adalah menjadi
hak milik individu yang menghantar posting. Ia sama-sekali tidak ada
kena-mengena, pembabitan dan gambaran sebenar pihak pengurusan Portal Komuniti Ukhwah.com

Portal Ukhwah
© Hakcipta 2003 oleh Ukhwah.com
Tarikh Mula: 14 Mei 2003, 12 Rabi'ul Awal 1424H (Maulidur Rasul)
Made in: Pencala Height, Bandar Sunway dan Damansara Height
Dibina oleh Team Walasri




Loading: 0.180282 saat. Lajunya....